‘Peti Mati Fantasi’, Tradisi Pemakaman di Ghana yang Mahal dengan Desain Peti Mati yang Cerminkan Pemakainya, Demi Menghormati Orang yang Meninggal dengan Cara yang Tepat

K. Tatik Wardayati

Editor

Peti mati fantasi, tradisi pemakaman orang  Ga di Ghana.
Peti mati fantasi, tradisi pemakaman orang Ga di Ghana.

Intisari-Online.comTradisi pemakaman di setiap daerah dan budaya memiliki kekhasannya masing-masing.

Ada pilihan yang paling murah di antara banyak tradisi pemakaman, yaitu kremasi yang tidak memerlukan bidang tanah penguburan.

Namun, berbeda dengan tradisi di Ghana ini.

Kebanyakan orang di Ghana merayakan pemakaman dengan boros, karena mereka memiliki keyakinan menghormati almarhum dengan cara yang tepat maka akan memberikan bantuan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Hanya orang Ga Ghana yang membuat peti mati fantasi yang luar biasa untuk tradisi pemakaman itu.

Peti mati fantasi ini disebut Abebuu Adekai, atau ‘kotak peribahasa’, oleh orang-orang Ga yang merupakan penduduk asli Ghana yang memanfaatkan peti mati mewah tersebut.

Orang Ga adalah kelompok etnis yang dominan di wilayah Greater Accra.

Desain peti mati mencerminkan kepribadian, karier, aspirasi, atau prestasi orang yang meninggal.

Misalnya, ikan besar untuk nelayan, pena untuk penulis atau guru, pesawat terbang untuk pilot atau seseorang yang sering bepergian, dll.

Daftar itu dibuat cukup luas, bahkan mencakup bentuk hewan, buah-buahan, dan sayuran serta banyak lagi yang mencerminkan benda-benda dalam kehidupan sehari-hari.

Biaya peti mati fantasi semacam itu pun tinggi, mulai dari $500 USD (sekitar Rp7,4 juta) untuk peti mati lokal hingga $3.000 USD (Rp44,5 juta) untuk peti mati ekspor.

Biayanya berbeda-beda sesuai dengan jenis kayu yang digunakan serta tingkat kesulitan desainnya.

Kayu ringan seperti wawa wawa (kayu putih) atau emien digunakan untuk peti mati yang dimaksudkan untuk pemakaman.

Sedang peti mati ekspor sebagai karya seni dibuat dari kayu yang lebih keras dan lebih mahal seperti lima atau mahoni.

Peti mati ini biasanya memakan waktu sekitar 3 bulan untuk diukir.

Ketika ada kematian yang tidak terduga, beberapa peti mati dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu jika ada dorongan untuk pekerjaan yang dipercepat, melansir easytrackghana.

Ada sekitar sepuluh lokakarya semacam itu diadakan di daerah Ga di Ghana.

Sebagian besar bengkel ini berlokasi di Teshie, pinggiran Accra dekat Pantai La, tetapi beberapa bengkel juga tersebar di daerah lain.

Dari bengkel-bengkel ini, bengkel Kane Kwei yang paling terkenal dan dianggap sebagai tempat lahirnya tradisi ini.

Seth Kane Kwei (1922-1992) adalah seorang tukang kayu mapan di Teshie ketika dia mulai membuat peti mati pertama di akhir 1940-an.

Dia dianggap sebagai bapak tradisi artistik dan spiritual.

Diikuti oleh adik laki-lakinya, dan sekarang cucu adik laki-lakinya, keluarga ini menjalani dinasti kerajinan semacam itu.

Selain mengusung karya seni kreatif ini, mereka juga memperkenalkan furnitur dan perabot rumah tanggal dalam lini produk tradisional.

Di seluruh Ghana, bila ada dua atas kematian orang yang dicintai, maka pemakaman juga merupakan waktu perayaan kehidupan almarhum dan kesempatan untuk mengirim roh almarhum ke alam baka dengan baik.

Peti mati fantasi ini adalah salah satu cara orang Ga Ghana mengungkapkan niat baik terhadap arwah orang yang meninggal.

Baca Juga: Tawarkan ‘Makanan Terakhir’ pada Tubuh Kaku yang Dikelilingi Bunga, Inilah Ritual Antyesti, Tradisi Pemakaman dan Berkabung Hindu di India

Baca Juga: ‘Pakaian Pemakaman Giok’, Ritual Pemakaman Kalangan Elite dan Penguasa Dinasti Han China Kuno, Pakaian Giok Hasil Kerajinan Tangan, Gunakan Benang yang Berbeda Sesuai Status

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait