Ritual Buang Sapu Tangan Pelayat, Inilah Tradisi Pemakaman Rusia, Termasuk Makan ‘Koliva’ Makanan Tradisional yang Dimakan Setiap Peringatan Kematian

K. Tatik Wardayati

Editor

Koliva, makanan tradisional Rusia, yang dimakan setiap peringatan kematian.
Koliva, makanan tradisional Rusia, yang dimakan setiap peringatan kematian.

Intisari-Online.com – Di belahan dunia manapun, memilikit tradisi pemakaman yang berbeda-beda.

Di setiap tradisi pemakaman berbeda dengan tradisi di negara dan budaya lain.

Salah satunya adalah tradisi pemakaman Rusia.

Namun, tradisi yang dilakukan ini bisa bervariasi tergantung pada individu dan keyakinan mereka masing-masing.

Orang Rusia memiliki takhayul lama tentang kematian dan sekarat.

Satu keyakinan adalah bahwa Anda dapat pergi ke ‘dunia lain’ dalam tidur Anda dan bangun dalam keadaan hidup.

Mereka juga percaya bahwa roh seseorang dapat tinggal di Bumi hingga 40 hari.

Lalu, beberapa keluarga meninggalkan handuk dan cangkir air untuk roh.

Kemudian pada hari keempat puluh, mereka mengibaskan handuk di kuburan untuk melepaskan arwah.

Pada umumnya orang Rusia percaya bahwa ada dua jenis kematian, yaitu kematian yang baik dan kematian yang buruk.

Kematian yang baik berarti Anda meninggal secara alami karena usia tua.

Sedangkan kematian yang buruk berarti meninggal secara tidak wajar karena penyakit atau kekerasan.

Dan mereka percaya bahwa kematian yang buruk dapat menyebabkan badai, kekeringan, atau nasib buruk lainnya.

Ketika seseorang meninggal, keluarga mereka menutupi cermin dengan kain hitam dan menghentikan jam di rumah mereka.

Mereka juga memindahkan TV jika berada di ruangan yang sama dengan tubuh yang meninggal.

Setelah itu, mereka membasuh dan mendandani tubuh dengan pakaian putih yang melambangkan kesucian dan ikat pinggang yang melambangkan ketertiban dan perlindungan.

Mereka juga meninggalkan persembahan makanan untuk roh yang meninggal.

Secara tradisional, melansir frazerconsultants, tubuh tinggal di rumah selama tiga hari agar pelayat datang memberi penghormatan.

Terkadang, mereka menaruh makanan, uang, dan kenang-kenangan di peti mati.

Tapi sekarang, biasanya ada kunjungan sebelum upacara pemakaman.

Karena Kristen Ortodoks Rusia merupakan agama paling umum di Rusia, maka pemakaman Rusia biasanya mengikuti tradisi ini.

Peti mati ditaruh di gereja dengan pelayat melingkari berlawanan arah jarum jam.

Mereka juga dapat mencium atau meletakkan bunga pada almarhum.

Tetapi, pelayat hanya boleh memberikan bunga dalam jumlah genap dan mengenakan pakaian formal berwarna hitam atau gelap.

Setelah upacara pemakaman, pelayat pergi ke kuburan untuk upacara pemakaman dan pemakaman itu sendiri.

Selama prosesi, pelayat mungkin melempar tongkat untuk menghalangi jalan dan membingungkan roh jahat yang mencoba mengikuti.

Selama upacara pemakaman, pelayat melemparkan tanah dan koin ke kuburan.

Imam juga boleh meletakkan mahkota kertas di kepala almarhum sebelum menguburkan peti mati.

Setelah pemakaman, pelayat membuang sapu tangan mereka agar air mata tidak masuk ke rumah mereka.

Setelah pemakaman, ada pesta pemakaman dengan makanan pemakaman tradisional Rusia untuk menghormati almarhum.

Salah satu makanan pemakaman yang paling umum adalah pancake pemakaman Rusia, juga disebut Blini.

Pancake ini mewakili awal dan akhir kehidupan seseorang, karena disajikan kepada ibu saat melahirkan dan di pemakaman.

Makanan ini murah dan mudah dibuat karena hanya membutuhkan tepung, susu, ragi, dan telur.

Makanan pemakaman populer lainnya adalah Koliva, kue berbentuk kubah yang terbuat dari gandum dan buah, yang dihiasi dengan permen dan lilin.

Selain hidangan khas ini, ada juga roti hitam, pai ikan, dan vodka.

Setelah pemakaman, keluarga mengadakan pertemuan peringatan pada hari ketiga, kesembilan, dan ke-40 setelah kematian.

Pada hari ke-40, orang Rusia percaya bahwa arwah itu masuk ke surga.

Pada pertemuan ke-40 ini, orang-orang terkasih berdoa, berbagi cerita, dan makan makanan tradisional Rusia, seperti Koliva.

Setengah tahun dan satu tahun peringatan kematian, kerabat mengunjungi kuburan mereka yang telah mendahului.

Baca Juga: Ritual Kematian ‘Menara Keheningan’ Tradisi Zoroastrian, Memurnikan Orang Meninggal pada Unsur-unsur dan Unggas Lokal di Atas Menara Datar

Baca Juga: ‘Manik-manik Kematian’, Ritual Kematian Korea Selatan, Ubah Abu Kremasi Orang Meninggal Jadi Manik-manik Indah yang Dipajang dalam Wadah Kaca atau di Piring

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait