Find Us On Social Media :

‘Manik-manik Kematian’, Ritual Kematian Korea Selatan, Ubah Abu Kremasi Orang Meninggal Jadi Manik-manik Indah yang Dipajang dalam Wadah Kaca atau di Piring

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 9 Juli 2022 | 12:30 WIB

Manik-manik kematian, ritual kematian Korea Selatan, menjadikan abu kremasi sebagai manik-manik indah.

Intisari-Online.com – Satu hal yang sama-sama dimiliki oleh semua budaya manusia adalah ritual kematian.

Ketika seseorang dalam suatu komunitas meninggal, maka setiap budaya memiliki tradisi yang berbeda dengan yang lain untuk menghormati dan mengingat orang yang sudah meninggal.

Meskipun dalam setiap budaya manusia memiliki ritual kematian, namun sangat bervariasi.

Dan tradisi itu bisa berubah seiring waktu dan karena keadaan luar.

Seperti di Barat, pemakaman tradisional digantikan oleh kremasi, terutama karena kenaikan biaya kremasi, pemakaman, dan tanah makam.

Banyak orang yang memilih guci penguburan daripada peti mati, karena biayanya yang lebih murah.

Guci penguburan juga menjadi lebih populer di Barat karena banyak orang memilih untuk mengkremasi orang yang mereka cintai daripada memilih penguburan penuh.

Barat bukan satu-satunya tempat di dunia yang beradaptasi dalam praktik pemakaman mereka karena pengaruh luar seperti kenaikan biaya pemakaman.

Di Korea Selatan, ada kekurangan ruang di kuburan, yang kemudian mengarah ke undang-undang yang disahkan pada tahun 2000 yang mengharuskan keluarga untuk memindahkan mayat mereka dari kuburan setelah 60 tahun.

Korea Selatan merupakan negara kecil, dan tanah, terutama untuk kuburan, menjadi sangat mahal, apalagi jumlah populasinya juga besar.

Pada tahun 2018, rata-rata 582 orang meninggal per 10.000 orang.

Di Seoul, kota yang berpenduduk lebih dari lima puluh satu juta, hampir sembilan juta kematian per tahun.