Prajurit Kerajaan Demak, Begini Peran dan Strategi dalam Perang Melawan Portugis

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Angkatan laut kerajaan Demak mengusir Portugis.
Ilustrasi - Angkatan laut kerajaan Demak mengusir Portugis.

Intisari-online.com - Pada awal abad ke-16, bangsa Portugis mulai menjelajahi wilayah Asia Tenggara untuk mencari rempah-rempah yang sangat berharga di Eropa.

Salah satu tujuan utama mereka adalah Malaka, sebuah pelabuhan penting yang menjadi pusat perdagangan antara Timur dan Barat.

Pada tahun 1511, Portugis berhasil merebut Malaka dari Kesultanan Malaka yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah.

Dengan demikian, Portugis menguasai jalur perdagangan dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di kawasan tersebut.

Keberadaan Portugis di Malaka sangat merugikan para pedagang Muslim dari Nusantara, termasuk dari Kesultanan Demak.

Demak adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah, putra dari Raja Majapahit Brawijaya V.

Demak memiliki hubungan dagang yang erat dengan Malaka dan juga memiliki misi untuk menyebarkan Islam di Nusantara.

Oleh karena itu, Demak merasa terancam dan tersingkir oleh kedatangan Portugis.

Untuk menghadapi ancaman Portugis, Demak mengirimkan pasukan lautnya yang terdiri dari para prajurit pilihan yang tangguh dan berani.

Prajurit Demak memiliki peran penting dalam perlawanan terhadap Portugis, baik di Malaka maupun di Sunda Kelapa.

Mereka juga memiliki strategi perang yang berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Baca Juga: Apa yang Dirasakan Rakyat Kerajaan Tarumanegara Atas Perjuangan yang Dilakukan oleh Raja Purnawarman?

Sejarah Perlawanan Demak terhadap Portugis

Perlawanan Demak terhadap Portugis dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu pada masa pemerintahan Raden Patah dan pada masa pemerintahan Trenggana.

Pada masa Raden Patah, perlawanan dipimpin oleh Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, putra Raden Patah yang menjadi adipati atau gubernur Demak.

Pada masa Trenggana, perlawanan dipimpin oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati, menantu Trenggana yang menjadi adipati Banten.

Perlawanan Pati Unus (1513-1521)

Pati Unus adalah seorang pangeran yang memiliki semangat juang yang tinggi dan ambisi untuk membebaskan Malaka dari Portugis.

Ia juga dikenal sebagai pangeran Sabrang Lor, yang artinya pangeran yang menyeberangi laut utara.

Hal ini karena ia sering melakukan ekspedisi laut ke Malaka dan sekitarnya.

Pada tahun 1513, Pati Unus memimpin serangan pertama terhadap Portugis di Malaka dengan kekuatan 100 kapal dan 10.000 prajurit.

Serangan ini didukung oleh pasukan dari Palembang, Jambi, Johor, dan Aceh.

Namun, serangan ini gagal karena pertahanan Portugis yang kuat dan persenjataan yang lebih canggih.

Baca Juga: Penjelasan Singkat Sejarah Korupsi di Masa Kerajaan dan di Masa Penjajahan

Pati Unus tidak menyerah dan kembali menyerang pada tahun 1518 dengan kekuatan yang lebih besar.

Sayangnya, serangan ini juga gagal dan Pati Unus tewas dalam pertempuran.

Meskipun tidak berhasil merebut Malaka, perlawanan Pati Unus telah menunjukkan keberanian dan keteguhan prajurit Demak dalam menghadapi musuh yang lebih kuat.

Perlawanan ini juga telah menginspirasi kerajaan-kerajaan Islam lainnya untuk bersatu melawan Portugis.

Peran Prajurit Demak dalam Perlawanan terhadap Portugis

Prajurit Demak memiliki peran yang sangat penting dalam perlawanan terhadap Portugis.

Mereka adalah tentara yang setia, berani, dan berdedikasi untuk membela agama dan tanah air mereka.

Mereka juga memiliki kemampuan bertempur yang baik, baik di darat maupun di laut.

Prajurit Demak berperan sebagai pasukan inti dalam setiap serangan terhadap Portugis.

Mereka adalah pasukan yang paling banyak dan paling siap dalam menghadapi pertempuran.

Mereka juga berperan sebagai pasukan penyerang yang menembus pertahanan musuh dengan kecepatan dan kekuatan.

Mereka tidak segan-segan untuk berkorban demi mencapai tujuan mereka.

Prajurit Demak juga berperan sebagai pasukan pendukung dalam setiap serangan terhadap Portugis.

Mereka adalah pasukan yang membantu pasukan lainnya dalam hal logistik, komunikasi, dan strategi.

Mereka juga berperan sebagai pasukan pengawal yang melindungi pemimpin dan tokoh penting dalam perlawanan.

Mereka selalu siaga dan waspada dalam mengantisipasi serangan balik dari musuh.

Prajurit Demak juga berperan sebagai pasukan pembangun dalam setiap serangan terhadap Portugis.

Mereka adalah pasukan yang membangun benteng, jembatan, jalan, dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan dalam perang.

Mereka juga berperan sebagai pasukan penjaga yang menjaga wilayah yang telah dikuasai dari gangguan musuh.

Mereka selalu bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugas mereka.

Strategi Prajurit Demak dalam Perlawanan terhadap Portugis

Prajurit Demak memiliki strategi yang berbeda-beda dalam perlawanan terhadap Portugis, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Namun, secara umum, mereka memiliki beberapa strategi dasar yang sering digunakan, yaitu:

- Strategi serangan mendadak (surprise attack). Strategi ini digunakan untuk mengejutkan musuh dengan menyerang secara tiba-tiba dan tidak terduga.

Strategi ini bertujuan untuk mengacaukan pertahanan musuh dan menciptakan kepanikan di kalangan mereka.

Contoh dari strategi ini adalah serangan Fatahillah terhadap Portugis di Sunda Kelapa pada tahun 1527.

- Strategi serangan gabungan (combined attack). Strategi ini digunakan untuk menyerang musuh dengan menggunakan pasukan dari berbagai sumber dan arah.

Strategi ini bertujuan untuk memecah belah kekuatan musuh dan mengisolasi mereka dari bantuan luar. Contoh dari strategi