Benteng Indra Patra didirikan pada masa pra Islam oleh Kerajaan Hindu pertama di Aceh, yakni Kerajaan Lamuri.
Lokasi benteng terletak di bibir pantai menghadap ke Selat Malaka.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, benteng digunakan sebagai basis pertahanan yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati.
Saat itu, pasukan Kesultanan Aceh menggunakan benteng ini untuk menahan gempuran Portugis yang ingin menguasai Aceh.
Menurut catatan, bangunan dengan arsitektur kuno ini terdiri dari susunan batu gunung, kapur, tanah liat, kulit kerang, dan telur.
Sampai saat ini, Benteng Indra Patra masih berdiri kokoh. Selain menyimpan sejarah, benteng terletak di tepi lautan yang indah.
4. Meriam Kesultanan Aceh
Ada tiga meriam peninggalan Kerajaan Aceh di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Lokasi peninggalan bersejarah ini berada di Gampong Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambek, Aceh Barat.
Meriam dibuat untuk mempertahankan wilayah dari serangan penjajah.
5. Makam Sultan Iskandar Muda
Makam Sultan Iskandar Muda terletak di dekat Krueng Daroy, bersebelahan dengan Meuligoe Aceh (kediaman resmi Gubernur Aceh), serta berdampingan dengan Museum Aceh.
Pada saat Perang Aceh, jejak makam Sultan Iskandar Muda pernah dihilangkan oleh Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 1952, lokasi jejak makam ditemukan kembali berkat petunjuk yang diberikan permaisuri salah satu Sultan Aceh bernama Pocut Meurah.
Sultan Iskandar Muda memerintahkan Kerajaan Aceh pada tahun 1607-1636 dan membawa Kerajaan Aceh pada puncak kejayaan.
Pada masa pemerintahannya di abad ke 17, Kerajaan Aceh berada di peringkat lima besar kerajaan Islam dunia.
Saat itu, Banda Aceh telah menjadi pusat perniagaan yang disinggahi kapal-kapal asing untuk mengangkut hasil bumi dari kawasan Asia ke Eropa.
Sultan Iskandar Muda terkenal sebagai raja yang adil.
Hal ini terbukti dengan keberaniannya menghukum putranya, Meurah Pupok, yang dipacung di depan umum karena melakukan kesalahan berat.
6 Uang Emas Kerajaan Aceh
Pada masa perkembangannya, Kerajaan Aceh menggunakan dirham emas sebagai alat pembayaran.
Sejumlah 300 keping dirham emas dari masa Kesultanan Aceh Darussalam pernah ditemukan di Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
Itulah sejumlah peninggalan Kerajaan Aceh yang masih kita lihat jejaknya hingga sekarang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR