Hal ini diketahui oleh warga yang dipimpin oleh pengurus masjid lainnya, yaitu Syarifuddin Rambe dan Sofwan Sulaeman.
Mereka kemudian membakar motornya dan menyerang Hermanu.
Akibatnya, Rambe, Sulaeman, serta dua pengurus lainnya, Achmad Sahi dan Muhammad Noor ditangkap oleh aparat.
Kronologi Peristiwa Tanjung Priok
Pada 12 September 1984, dua hari setelah penangkapan empat pengurus masjid, ulama Islam Abdul Qodir Jaelani menyampaikan khotbah tentang asas tunggal Pancasila di Masjid As Saadah.
Setelah khotbah, Biki mengajak massa untuk berdemonstrasi ke kantor Kodim Jakarta Utara, tempat para pengurus ditahan. Namun, aksi mereka tidak berjalan lancar.
Mereka dihadang oleh aparat keamanan di depan Polres Jakarta Utara.
Aparat keamanan mencoba melakukan tindakan persuasif untuk membubarkan massa. Namun, massa tetap bertahan, karena tuntutan mereka belum dipenuhi.
Akhirnya, aparat keamanan mengambil langkah terakhir. Mereka menembaki massa dengan peluru tajam. Hal ini menyebabkan banyak korban jiwa.
Menurut Komnas HAM, korban tewas akibat peristiwa ini berjumlah 24 orang, sedangkan 55 orang mengalami luka-luka.
Korban yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Militer Gatot Subroto.
KOMENTAR