PKI menyerang Masyumi dengan menuduhnya sebagai agen Amerika dan pengkhianat bangsa.
Kedua partai ini juga bersaing dalam memperebutkan dukungan dari rakyat, terutama di daerah-daerah pedesaan.
- Tahap keempat (1956-1965): Pada tahap ini, Masyumi dan PKI mengalami nasib yang berbeda.
Masyumi mengalami kemunduran karena terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta yang menentang kebijakan Soekarno.
Masyumi dinyatakan sebagai partai terlarang dan banyak pemimpinnya yang ditangkap atau dibuang.
PKI mengalami kemajuan karena mendapat dukungan dari Soekarno dan Uni Soviet.
PKI menjadi partai terbesar kedua di Indonesia dan banyak anggotanya yang menduduki posisi penting di pemerintahan dan militer.
Namun, pada tahun 1965, PKI menjadi korban dari peristiwa G30S/PKI yang diduga sebagai upaya kudeta terhadap Soekarno.
PKI dituduh sebagai dalang dari peristiwa tersebut dan menjadi sasaran pembantaian massal oleh militer dan rakyat.
Dampak
Peristiwa perseteruan antara Masyumi dan PKI memiliki dampak yang signifikan bagi sejarah politik Indonesia, antara lain:
- Dampak bagi pemilu 1955: Peristiwa perseteruan antara Masyumi dan PKI mempengaruhi hasil pemilu 1955.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR