Ia berhasil menahan serangan Belanda yang ingin menguasai pelabuhan Banten dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.
Juga melakukan reformasi administrasi, militer, dan agama di kerajaannya.
Namun, pada akhir abad ke-17, Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran akibat perselisihan internal antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, Sultan Haji.
Sultan Haji bersekutu dengan Belanda untuk menggulingkan ayahnya dan mengambil alih tahta. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Batavia (sekarang Jakarta).
Sultan Haji menjadi boneka Belanda yang harus tunduk pada kepentingan mereka.
Kerajaan Banten semakin melemah dan terpecah-pecah akibat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan perebutan kekuasaan antara keturunan Sultan Haji.
Pada tahun 1808, Belanda secara resmi menghapuskan Kerajaan Banten dan menjadikannya sebagai bagian dari Hindia Belanda.
Kerajaan Banten pun berakhir sebagai salah satu kerajaan Islam terakhir di Nusantara.
Demikianlah artikel tentang sejarah berdirinya Kerajaan Banten.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR