Sebab, Anies menyetujui keputusan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang memasangkannya dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).
“Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar,” papar Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
“Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” sambung dia.
Ia menjelaskan, Surya mengambil keputusan itu setelah bertemu Muhaimin di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa (29/8/2023) malam.
Riefky menuturkan, Surya kemudian memanggil Anies malam itu juga dan memberitahukan keputusan itu.
“Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” tutur dia.
Riefky pun merasa bahwa Anies melakukan pengkhianatan karena sebenarnya sudah memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bacawapres pada 14 Juni 2023.
Padahal, dalam nota perjanjian pembentukan KPP yang ditandatangani oleh ketua umum Nasdem, PKS, Partai Demokrat disampaikan bahwa penentuan bacawapres ada di tangan Anies sendiri.
Anies Baswedan kirim surat kepada AHY
Tak lama kemudian, muncul kabar di mana Anies Baswedan mengirim surat kepada AHY, isinya meminta kesediaannya menjadi pasangan dalam Pilpres 2024.
Surat itu terlihat ditulis tangan dengan tinta berwarna biru.
Di bagian bawah surat terdapat tanda tangan Anies Baswedan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR