Pada tahun 1956, ia dituduh sebagai pengkhianat partai karena menolak untuk mengikuti arahan PKI dalam hal seni.
Ia juga dikritik karena karyanya yang dianggap tidak mencerminkan cita-cita revolusi dan rakyat.
Akibatnya, ia dikeluarkan dari partai dan organisasi-organisasi yang terkait dengan PKI.
Bahkan ia juga mendapat tekanan dan ancaman dari para simpatisan PKI.
Sudjojono tidak menyerah dengan perlakuan PKI. Ia tetap melukis dengan gaya dan tema yang ia sukai, seperti pemandangan alam, kehidupan sehari-hari, dan potret keluarga.
Ia juga terus berkiprah dalam dunia seni dengan mendirikan Sanggar Bambu bersama beberapa pelukis lain pada tahun 1957.
Kemudian juga menjadi guru bagi banyak pelukis muda yang mengagumi karyanya.
Sudjojono meninggal pada tahun 1986 di Jakarta.
Ia meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah seni rupa Indonesia.
Karyanya banyak dipamerkan dan dikoleksi oleh museum-museum di dalam dan luar negeri.
Ia juga mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2007.
Baca Juga: Inilah Dua Khodam Sakti yang Melindungi Ganjar Pranowo, Calon Presiden yang Berweton Senin Wage
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR