Kepedulian Arist ternyata sudah terpupuk sejak kecil, ketika itu dia sering melibat teman-temannya tak bisa sekolah karena tak punya biaya.
Ayah Arist kemudian mendirikan sekolah untuk mereka di area perkebunan.
Sejatinya ayah Arist adalah seorang tukang jahit.
Meski begitu, dia menjadi koordinator guru untuk pendidikan murah di sekolah itu.
Mulai dari situlah Arist memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak.
Dia memulai perjalanan kariernya sebagai aktivis buruh yang aktif di organisasi-organisasi buruh dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Setelah melihat peristiwa ada anak-anak yang harus bekerja dan diperlakukan tidak layak, Arist kemudian tergerak untuk menekuni karier di bidang pendampingan anak.
Pada 1981, dia menjadi aktivis buruh anak.
Kemudian pada 1987, Arist mendirikan Yayasan Komite Pendidikan Anak Kreatif (Kompak) Indonesia.
Kompak merupakan tempat buruh anak bisa mendapatkan bekal kepribadian melalui pendidikan toleransi, demokrasi dan baca tulis.
Seiring berjalannya waktu, tepat pada 1988, Arist bersama Kak Seto, dan beberapa aktivis yang memiliki perhatian terhadap anak, mendirikan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).
Saat itu Kak Seto menjabat sebagai Ketua Umum, sedangkan Arist menjabat Sekretaris Jenderal Komnas PA.
Arist menjabat sebagai sekretaris jenderal selama 12 tahun atau tiga periode sejak tahun 1998.
Pada 2010, atau dua belas tahun berselang, Arist mulai menjabat sebagai Ketua Komnas PA menggantikan Seto Mulyadi.
Sepak terjangnya dalam menangani masalah anak yang terjadi di masyarakat sudah sangat panjang.
Dia kerap mengkritisi peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan anak.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR