Meski Husain juga telah terluka parah akibat tembakan panah, ia masih berusaha bangkit hingga akhirnya meninggal karena dipenggal.
Pertempuran pun diakhiri setelah sekitar 70 orang dari pihak Husain terbaring tidak bernyawa.
Sementara dari kubu Umayyah, hanya kehilangan sekitar 88 orang dari ribuan pasukannya.
Dampak Pertempuran Karbala
Tragedi tewasnya Husain bin Ali, yang merupakan cucu Nabi Muhammad, mengejutkan umat Muslim.
Citra Yazid pun semakin buruk, dan Pertempuran Karbala menjadi salah satu sebab Bani Umayyah dapat digulingkan sekitar tujuh dekade kemudian dalam peristiwa pemberontakan berdarah.
Sebelum meletus pertempuran, umat Muslim sebenarnya telah terbagi menjadi dua faksi politik. Akan tetapi, perbedaan syariat dan akidah belum berkembang.
Pasca Perang Karbala, perpecahan antara kaum Sunni dan Syiah di seluruh penjuru dunia Islam semakin kentara.
Pengaruh pertempuran ini terhadap Islam Sunni dan Syiah pun berbeda. Oleh Muslim Syiah, hari ke-10 pada bulan Muharram dalam Kalender Hijriyah kemudian diperingati sebagai Hari Asyura.
Pertempuran Karbala juga disebut sebagai peristiwa yang mengilhami Revolusi Islam Iran pada 1978.
Penutup
Perang Karbala telah meninggalkan bekas yang mendalam bagi umat Islam.
Peristiwa 10 Muharram Karbala tidak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap kezaliman, tetapi juga menjadi titik awal dari perbedaan antara Sunni dan Syiah.
Hingga kini, perbedaan tersebut masih terus berlanjut dan mempengaruhi dinamika politik, sosial, dan budaya di dunia Islam.
Baca Juga: 25 Ucapan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 Tahun 2023, Kenang Peristiwa Proklamasi
KOMENTAR