Karena Ali tidak dapat memenuhi tuntutan itu, Muawiyah menolak untuk mengakui kekhalifahan Ali, dan akhirnya terjadilah perang saudara pertama dalam sejarah Islam, yang dikenal sebagai Perang Shiffin.
Singkatnya, Perang Shiffin dipicu oleh penolakan Muawiyah untuk membaiat Ali, yang diduga tidak mampu menuntaskan kasus pembunuhan Utsman.
Jalannya Perang
Melansir kompas.com, perang ini melibatkan dua kubu besar, yaitu kubu Muawiyah yang dipimpin oleh Amr bin Al-Ash, dan kubu Ali yang dipimpin oleh Malik bin Al-Harith.
Muawiyah membawa 120.000 tentara dari Damaskus, sementara Ali memiliki sekitar 90.000 tentara.
Kedua kubu bertemu di Shiffin, Suriah, dan mulai bertempur pada tanggal 26 Juli 657.
Ali turut berperang di garis depan bersama Malik bin Harith untuk mengomandoi tentaranya.
Sedangkan Muawiyah hanya mengamati dari belakang dan menyerahkan komando kepada Amr bin Al-Ash.
Pada awal perang, kubu Muawiyah mendapat keunggulan hingga Amr nyaris membunuh Ali.
Namun, kemudian pasukan Ali bangkit dan membalikkan keadaan.
Malik bin Harith melancarkan serangan dahsyat yang membuat Muawiyah hampir kabur.
KOMENTAR