Nama STOVIA tetap dipakai sampai 9 Agustus tahun 1927.
Nama ini bertahan sampai 9 Agustus 1927, ketika sekolah ini diubah lagi menjadi Geneeskundige Hoogeschool (GHS - Sekolah Tinggi Kedokteran).
Perubahan nama ini menandai peningkatan status dan kualitas pendidikan STOVIA yang setara dengan pendidikan kedokteran di Belanda.
GHS kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada tahun 1942, saat Jepang menduduki Indonesia, GHS ditutup oleh pihak pendudukan.
Gedung GHS kemudian digunakan sebagai markas tentara Jepang dan sekolah kedokteran Jepang yang bernama Ika Dai Gaku.
Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, gedung GHS menjadi Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI), yang merupakan lembaga pendidikan tinggi yang didirikan oleh pemerintah revolusioner.
Pada tahun 1946, BPTRI bergabung dengan Universiteit van Indonesie, yang merupakan universitas darurat yang didirikan oleh para dosen dan mahasiswa GHS yang mengungsi ke Klaten.
Universiteit van Indonesie kemudian menjadi cikal bakal Universitas Indonesia (UI), yang merupakan universitas pertama di Indonesia.
Gedung GHS kini menjadi Gedung Fakultas Kedokteran UI dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Penulis | : | Tjahjo Widyasmoro |
Editor | : | Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR