Raja Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan setelah Kerajaan Mataram Kuno runtuh dalam peristiwa Pralaya Medang.
Prasasti Pucangan memuat silsilah Raja Airlangga dari Sri Isanatungga atau Mpu Sindok, yang mempunyai putri bernama Sri Isanatunggawijaya.
Sri Isanatunggawijaya menikah dengan Sri Lokapala dan mempunyai anak bernama Sri Makutawangsawarddhana.
Sri Makutawangsawarddhana mempunyai anak bernama Gunapriyadharmmapatni dan Dharmawangsa Teguh.
Gunapriyadharmmapatni menikah dengan Udayana dari Bali dan memiliki anak bernama Airlangga.
Dari silsilah tersebut diketahui bahwa pendiri Wangsa Isyana adalah Mpu Sindok atau Sri Isanatungga.
Mpu Sindok adalah raja yang memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929.
Pada saat Mataram Kuno dipimpin oleh Dyah Tulodhong dan Rakai Sumba Dyah Wawa, Mpu Sindok menjabat sebagai rakryan mapatih i halu dan rakryan mapatih i hino.
Karena dua jabatan tersebut biasanya diberikan kepada kerabat dekat raja, para sejarawan meyakini bahwa Mpu Sindok merupakan keturunan Wangsa Syailendra.
Ketika ibu kota Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hancur karena letusan Gunung Merapi, sesuai dengan landasan kosmogonis kerajaan-kerajaan kuno harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa baru pula.
Karena itulah Mpu Sindok memindahkan ibu kota Mataram Kuno ke Jawa Timur dan mendirikan Wangsa Isyana.
Meski para ahli sepakat bahwa Mpu Sindok merupakan pendiri Wangsa Isyana, tetapi asal-usulnya masih diperdebatkan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR