Kemudian dari air dari es batu yang mencair dapat digunakan untuk cuci tangan di wastafel yang tersedia di dalamnya.
Kereta ini juga dilengkapi dengan ruang rapat dan kamar mandi yang menunjukkan kemewahan dan kenyamanan Pakubuwono X saat berpergian.
Kereta ini memiliki warna dasar putih dengan ornamen berwarna emas dan merah.
Warna putih melambangkan kesucian, emas melambangkan kemewahan, dan merah melambangkan keberanian.
Kereta ini juga memiliki ukiran bunga-bunga yang melambangkan keindahan dan kesuburan.
Di dalam kereta, terdapat lambang-lambang keraton seperti burung garuda, naga, dan singa.
Kereta ini kini terparkir di sebelah timur Alun-alun Selatan, dan dapat dilihat dari dekat oleh pengunjung.
Kereta jenazah Pakubuwono X merupakan gerbong yang berfungsi untuk mengantarkan Pakubuwono X ke peristirahatan terakhirnya.
Meski kereta ini ditujukan sebagai kereta jenazah, Pakubuwono X ternyata telah mempersiapkan rancangannya sejak sekira tahun 1909-1920.
Kemudian beliau memesan sendiri kereta ini ke perusahaan Belanda yang juga membuat kereta pesiar.
Kereta ini hanya digunakan satu kali pada tahun 1939 untuk membawa jenazah Pakubuwono X dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Tugu Jogja yang kemudian dilanjutkan dengan kereta kuda untuk dibawa ke Makam Raja Imogiri.
Baca Juga: Namanya Serupa, Apa Yang Membedakan Mataram Islam Dengan Mataram Kuno?
Kereta ini kini terparkir di sebelah barat Alun-alun Selatan, sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu benda pusaka keraton.
Dengan melihat gerbong-gerbong peninggalan Pakubuwono X ini.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR