1) Upacara Grebeg
Upacara Grebeg adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Upacara ini berasal dari tradisi Kerajaan Mataram Islam yang menggelar pawai gunungan sebagai simbol rasa syukur dan berbagi kepada rakyat.
Gunungan adalah tumpukan bahan makanan yang dibentuk menyerupai gunung.
Gunungan ini dibawa oleh para abdi dalem dari istana menuju masjid atau alun-alun, diikuti oleh pasukan berkuda dan musik gamelan.
Setelah sampai di tempat tujuan, gunungan ini akan dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu.
Upacara Grebeg masih dilaksanakan hingga sekarang oleh Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta sebagai bentuk pelestarian budaya.
2) Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang diciptakan oleh Sultan Agung, raja terbesar kerajaan Mataram Islam, pada tahun 1633.
Kalender ini merupakan perpaduan antara kalender Saka, Hijriah dan Julian yang didasarkan pada pergerakan matahari dan bulan.
Akibat dari perpaduan tersebut, kalender Jawa memiliki 12 bulan yang sama dengan kalender Hijriah, tetapi dengan jumlah hari yang berbeda.
Kalender Jawa yang memiliki nama-nama bulan Jawa yang berasal dari kalender Saka dan sistem pasaran yang berasal dari kalender Julian ini masih digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini sebagai salah satu identitas budaya mereka.
Tidak sedikit masyarakat Jawa yang menggunakan kalender Jawa sebagai panduan mereka dalam melakukan beberapa hal, termasuk menentukan tanggal pernikahan.
Itulah dua budaya masa kerajaan mataram yang sampai sekarang masih dilaksanakan. Semoga akan tetap lestari hingga anak cucu kita.
Baca Juga: 10 Peninggalan Kesultanan Mataram Islam, Dari Keraton Hingga Masjid
KOMENTAR