Intisari-Online.com -Kerajaan Mataram Islam juga dikenal sebagai kerajaan yang kaya akan budaya dan seni.
Banyak peninggalan budaya yang masih bisa kita lihat dan rasakan hingga saat ini.
Namun, jika Anda diminta menyebutkan dua budaya masa kerajaan mataram yang sampai sekarang masih dilaksanakan, simak ulasannya di bawah ini.
Budaya Perpaduan Jawa dan Islam
Budaya Mataram Islam adalah budaya yang memadukan antara budaya Jawa, Hindu, Buddha dan Islam.
Budaya ini berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), yang merupakan raja terbesar kerajaan Mataram Islam.
Beberapa contoh budaya Mataram Islam adalah:
1)Sastra
Sultan Agung menulis beberapa karya sastra seperti Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, Serat Pararaton dan Serat Centhini.
Karya-karya ini menggabungkan unsur-unsur sejarah, mitologi, agama dan kearifan lokal.
Baca Juga: Makam Raja-raja Mataram Islam Terdapat di Dua Tempat Ini, Perlu Lepas Hijab?
2) Bahasa
Pada masa Mataram Islam terciptaaksara Jawa baru yang disebut aksara Hanacaraka.
Aksara ini menggantikan aksara Kawi yang berasal dari India. Aksara Hanacaraka memiliki 20 huruf dasar dan 5 huruf pasangan yang melambangkan bunyi vokal.
3) Bangunan
Sultan Agung membangun beberapa bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Kotagede, Masjid Gedhe Kauman, Makam Imogiri dan Keraton Karta. Bangunan-bangunan ini menunjukkan pengaruh arsitektur Jawa, Hindu dan Islam.
4) Lukis dan ukir
Perkembanganseni lukis dan ukir yang menghiasi bangunan-bangunan kerajaan berjalan pesat di masa Mataram Islam. Seni lukis dan ukir Mataram Islam menampilkan motif-motif geometris, flora, fauna dan kaligrafi.
Budaya Mataram Islam juga dikenal dengan nama kebudayaan Kewajen, yang merupakan nama desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di desa ini terdapat makam Ki Ageng Selo, salah satu leluhur Sultan Agung yang dianggap sebagai penyebar Islam di Jawa.
Budaya Mataram Islam yang Masih Dilaksanakan
Dari berbagai budaya yang tumbuh dan berkembang di masa Mataram Islam, beberapa di antaranya masih berlangsung hingga saat ini.
Contohnya dua budaya masa kerajaan mataram yang sampai sekarang masih dilaksanakan berikut ini:
Baca Juga: 9 Kerajaan Islam di Indonesia, Termasuk Kerajaan Mataram Islam
1) Upacara Grebeg
Upacara Grebeg adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Upacara ini berasal dari tradisi Kerajaan Mataram Islam yang menggelar pawai gunungan sebagai simbol rasa syukur dan berbagi kepada rakyat.
Gunungan adalah tumpukan bahan makanan yang dibentuk menyerupai gunung.
Gunungan ini dibawa oleh para abdi dalem dari istana menuju masjid atau alun-alun, diikuti oleh pasukan berkuda dan musik gamelan.
Setelah sampai di tempat tujuan, gunungan ini akan dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu.
Upacara Grebeg masih dilaksanakan hingga sekarang oleh Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta sebagai bentuk pelestarian budaya.
2) Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang diciptakan oleh Sultan Agung, raja terbesar kerajaan Mataram Islam, pada tahun 1633.
Kalender ini merupakan perpaduan antara kalender Saka, Hijriah dan Julian yang didasarkan pada pergerakan matahari dan bulan.
Akibat dari perpaduan tersebut, kalender Jawa memiliki12 bulan yang sama dengan kalender Hijriah, tetapi dengan jumlah hari yang berbeda.
Kalender Jawa yang memiliki nama-nama bulan Jawa yang berasal dari kalender Saka dan sistem pasaran yang berasal dari kalender Julian inimasih digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini sebagai salah satu identitas budaya mereka.
Tidak sedikitmasyarakat Jawa yang menggunakan kalender Jawa sebagai panduan mereka dalam melakukan beberapa hal, termasuk menentukan tanggal pernikahan.
Itulahdua budaya masa kerajaan mataram yang sampai sekarang masih dilaksanakan. Semoga akan tetap lestari hingga anak cucu kita.
Baca Juga: 10 Peninggalan Kesultanan Mataram Islam, Dari Keraton Hingga Masjid