Masa jabatan Ali Sadikin pun dipercepat menjadi tanggal 11 Juli 1977, satu bulan lebih cepat dari jadwal semula.
Selain itu, dua mahasiswa yang mengusung nama Ali Sadikin sebagai calon presiden juga ditangkap dan ditahan oleh aparat.
Ali Sadikin sendiri tidak pernah menyatakan keinginan atau ambisi untuk menjadi presiden.
Ia hanya ingin mendidik masyarakat agar berani menyatakan pendapatnya sendiri.
Ia juga tidak pernah menyalahkan atau membenarkan isu pencalonannya.
Lalu, menyerahkan sepenuhnya kepada MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden mendatang.
Ali Sadikin adalah sosok gubernur yang populer namun juga dicap sebagai bayangan Soeharto.
Ia memiliki gaya kepemimpinan yang disukai oleh banyak orang namun juga ditentang oleh penguasa.
Setelah tidak lagi menjadi gubernur, Ali Sadikin tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik.
Ia menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dari tahun 1977 hingga 1981.
Ia juga menjadi salah satu pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1973 dan Partai Amanat Nasional (PAN) pada tahun 1998.
Baca Juga: Sosok Tan Malaka Tokoh Kemerdekaan yang Dihormati Belanda Namanya Sampai Diabadikan di Amsterdam
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR