Hal ini menyebabkan pemerintahan Indonesia menolak peta baru Malaysia tersebut.
Tak hanya Indonesia, peta tersebut juga diprotes oleh Filipina, Singapura, Thailand, Tiongkok, Vietnam, karena dianggap sebagai upaya atas perebutan wilayah negara lain.
Pemberian Konsesi Minyak 2005
Pada 16 Februari 2005, Malaysia memberikan konsesi minyak di dua blok yang tumpang tindih dengan wilayah yang diklaim Indonesia dan Filipina kepada perusahaan minyak milik Inggris dan Belanda, Shell.
Blok tersebut adalah Blok Y (ND6) dan Blok Z (ND7).
Blok Y merupakan blok yang tumpang tindih dengan wilayah konsesi minyak yang diklaim Indonesia.
Sementara Blok Z adalah blok yang tumpang tindih dengan wilayah yang diklaim Filipina.
Penyelesaian Melalui Dialog 2009
Aksi sepihak Malaysia ini berdampak pada peningkatan eskalasi hubungan kedua negara.
Akhirnya, pada tahun 2009, pemimpin kedua negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengambil langkah politik untuk meredakan ketegangan akibat Ambalat.
Masing-masing pihak menjelaskan landasan hukum klaim atas Ambalat dan sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui dialog.
Demikian penjelasan tentang bagaimana sejarah munculnya sengketa batas wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga: Perilaku Dukungan kepada Pemerintah Selesaikan Sengketa Batas Wilayah
KOMENTAR