Babad ditulis oleh para pujangga keraton.
Penulisan babad dengan memakai bahasa Jawa halus bertujuan untuk memuliakan raja yang memerintah sekaligus menghormati kalangan atas.
Sultan Agung diketahui memiliki peranan penting dalam pengembangan sastra babad.
Pada tahun 1626 Masehi, ia memerintahkan penulisan babad.
Perintah itu kembali muncul pada 1633 Masehi, yakni setelah kegagalannya menyerang Batavia (Jakarta) pada 1628 dan 1629.
Sultan Agung sadar betapa sastra babad dapat dimanfaatkan sebagai alat politik kekuasaan.
Dan itu semua demi untuk melanggengkan kekuasaan Dinasti Mataram.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR