Akibatnya, aturan ini membuat sekelompok orang di Lampung melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh Warsidi.
Kronologi Talangsari
Bagi warga Talangsari, Warsidi bukan orang sembarangan, dia sering dijadikan imam salat oleh teman-temannya.
1 Februari 1989, Kepala Dukuh Karangsari mengirimkan surat untuk Komandan Koramil Way Jepara, Kapten Soetiman.
Dalam surat itu Kepala Dukuh bilang bahwa ada sekelompok ornag yang melakukan kegiatan mencurigakan.
Warsini dan kelompoknya sendiri menamakan diri sebagai Komando Mujahidin Fisabilillah di Lampung Tengah.
6 Februari 1989, Warsidi dan pengikutnya dimintai keterangan melalui Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA).
Musyawarah itu dipimpin langsung oleh Kapten Soetiman.
Rombongan dari Kantor Camat Way Jepara berangkat menuju kompleks kediaman Anwar, salah satu pengikut Warsidi.
Rombongan yang berangkat berjumlah sekitar 20 orang, dipimpin oleh Kepala Staf Kodim Lampung Tengah May Sinaga, termasuk kapten Soetiman.
Sesaat setelah Kapten Soetiman sampai di sana, ia langsung dihujani panah dan perlawanan golok.
Dalam bentrokan ini, Kapten Soetiman tewas.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR