Sekilas melihat lokasi di mana Tumenggung Endranata dimakamkan memang terlihat seperti sebuah bentuk penghormatan.
Namun, faktanya jasad sang pengkhianat tersebut tidak dimakamkan di tempat yang terhormat yang menggunakan nisan penanda.
Jasad Tumenggung Endranata yang sudah terbagi tiga, dimakamkan di beberapa titik anak tangga menuju Pajimatan Imogiri.
Ditandai dengan bentuknya yang tidak rata, tidak seperti bentuk anak tangga lainnya, membuat titik di mana jasad Tumenggung Endranata mudah ditemukan.
Gagalkan Rencana Besar Raja Mataram
Lalu, sebenarnya apa "dosa" yang telah dilakukan oleh Tumenggung Endranata hingga dijatuhi hukuman sehina itu?
Dalam buku G. Moedjanto berjudul The Concept of Power in Javanese Culture (1986), dikisahkan bahwa semuanya berawal dari rencana Sultan Agung, raja terbesar Mataram Islam yang ingin mengalahkan VOC di Batavia.
Seperti diketahui, Sultan Agung dua kali menyerang Batavia, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.
Usai kalah dalam pertempuran tahun 1628 karena buruknya perbekalan, maka Sultan Agung membuat strategi khusus berupa membuat lumbung-lumbung beras di sekitar Karawang dan Cirebon.
Namun, siapa sangka, VOC ternyata mengetahui rencana Mataram Islam tersebut untuk kemudian segera menghancurkan lumbung-lumbung tersebut.
Bagaimana VOC bisa mengetahui rencana Sultan Agung yang sudah disusun dengan sangat matang tersebut? Tidak lain karena peran Tumenggung Endranata yang memilih untuk membocorkan rahasia kepada VOC.
Baca Juga: Raden Mas Alit, Adik Tiri Amangkurat I yang Pemberontakannya Memicu Pembantaian Ulama
KOMENTAR