Jasadnya Diinjak-injak Hingga Kiamat Tiba, Inilah Tumenggung Endranata, Pengkhianat yang Tubuhnya Dipotong Tiga Bagian

Ade S

Editor

Kolase JP Coen, Sultan Agung, dan Pajimatan Imogiri. Inilah kisah Tumenggung Endranata yang dihukum dengan cara tubuhnya dipotong tiga bagian dan diinjak-injak hingga kiamat tiba karena pengkhianatannya.
Kolase JP Coen, Sultan Agung, dan Pajimatan Imogiri. Inilah kisah Tumenggung Endranata yang dihukum dengan cara tubuhnya dipotong tiga bagian dan diinjak-injak hingga kiamat tiba karena pengkhianatannya.

Intisari-Online.com -Bisakah Anda membayangkan jika kelak Anda wafat, tubuh Anda dipotong-potong menjadi tiga bagian untuk kemudian dikuburkan di tempat yang menjadi simbol penghinaan terhadap diri Anda?

Bagaimana tidak menghina, jasad Anda akan dikubur di balik anak tangga sebuah tempat yang rutin dikunjungi oleh banyak orang setiap harinya.

Meski terlihat mengerikan, namun, berdasarkan beberapa referensi, itulah yang terjadi pada sosok Tumenggung Endranata.

Hukuman yang bisa dipastikan akan berlangsung hingga hari kiamat tersebut dijatuhkan usai sang Tumenggung dianggapsebagai pengkianat Kesultanan Mataam Islam.

Lalu apa sebenarnya penkhianatan yang dilakukan olehTumenggung Endranata hingga dirinya dijatuhi hukuman paling memalukan tersebut?

MakamRaja-raja

JasadTumenggung Endranata disebutkan dimakamkan di Pajimatan Imogiri, sebuah kompleks pemakaman raja-raja Mataram Islam.

Kompleks ini dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1632 dan luasnya mencapai 10 hektar.

Di kompleks makam ini dimakamkan raja-raja yang pernah bertahta di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta beserta keluarganya.

Nama Pajimatan Imagiri berasal dari dua kata, yaitu jimat yang berarti tempat pusaka dan imagiri yang berarti tempat yang tinggi.

Baca Juga: Kala VOC Berulang Kali Gagalkan Mimpi Besar Sultan Agung untuk Menyatukan Tanah Jawa

Sekilas melihat lokasi di manaTumenggung Endranata dimakamkan memang terlihat seperti sebuah bentuk penghormatan.

Namun, faktanya jasad sang pengkhianat tersebut tidak dimakamkan di tempat yang terhormat yang menggunakan nisan penanda.

JasadTumenggung Endranata yang sudah terbagi tiga, dimakamkan di beberapa titik anak tangga menujuPajimatan Imogiri.

Ditandai dengan bentuknya yang tidak rata, tidak seperti bentuk anak tangga lainnya, membuat titik di mana jasadTumenggung Endranata mudah ditemukan.

Gagalkan Rencana Besar Raja Mataram

Lalu, sebenarnya apa "dosa" yang telah dilakukan olehTumenggung Endranata hingga dijatuhi hukuman sehina itu?

Dalam buku G. Moedjanto berjudul The Concept of Power in Javanese Culture (1986), dikisahkan bahwa semuanya berawal dari rencana Sultan Agung, raja terbesar Mataram Islam yang ingin mengalahkan VOC di Batavia.

Seperti diketahui, Sultan Agung dua kali menyerang Batavia, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.

Usai kalah dalam pertempuran tahun 1628 karena buruknya perbekalan, maka Sultan Agung membuat strategi khusus berupa membuat lumbung-lumbung beras di sekitar Karawang dan Cirebon.

Namun, siapa sangka, VOC ternyata mengetahui rencana Mataram Islam tersebut untuk kemudian segera menghancurkan lumbung-lumbung tersebut.

Bagaimana VOC bisa mengetahui rencana Sultan Agung yang sudah disusun dengan sangat matang tersebut? Tidak lain karena peranTumenggung Endranata yang memilih untuk membocorkan rahasia kepada VOC.

Baca Juga: Raden Mas Alit, Adik Tiri Amangkurat I yang Pemberontakannya Memicu Pembantaian Ulama

Sosok Lain yang Lebih Menggerkan

Kisah kontroversial dari sosokTumenggung Endranata tidak berhenti di situ. Beberapa pihak meyakini bahwa sebenarnya bukan jasad sang penkhianat yang dikubur di sana.

AdalahJan Pieterszoon Coen atau JP Coen yang justru disebut-sebut merupakan sosok yang jasadnya dibagi tiga lalu dikubur di bawah anak tanggaPajimatan Imogiri.

Teori ini didasarkan pada bahwa pria berjuluk Mur Jangkung tersebut diketahui memang tewas tak lama usai serangan kedua Sultan Agung ke Batavia.

Laporan resmi dari pihak Belanda memang menyebutkan pria yang menjabat sebagai Gubernur Hindia Belanda selama dua kali tersebut tewas karena wabah kolera.

Jasadnya, masih menurut laporan resmi tersebut, disebut dimakamkan diStadhius (kini Museum Sejarah Jakarta)untuk kemudian dipindahkanke de Oude Hollandsche Kerk (kini Museum Wayang).

Keaslian jasad inilah yang kemudian diragukan oleh beberapa sejarawan, yang sekaligus meyakini bahwa JP Coen tewas di tangan pasukan Mataram setelah sebelumnya berhasil diculik.

Musuh bebuyutan Sultan Agung inilah yang justru dikabarkan dibunuh, lalu tubuhnya dibagi tiga, dan untuk selanjutnya dikubur di kaki tangga.

Lalu bagaimana dengan sosokTumenggung Endranata? Beberapa meyakini bahwa dia hanyalah sosok rekaan yang dimunculkan untuk menghindari VOC mengambil jasad asli JP Coen.

Nah, bagi Anda sendiri, lebih percaya pada teori yang mana?

Baca Juga: Ketika Korupsi Dijadikan Sebagai Senjata Politik VOC untuk Menjatuhkan Bupati-bupati Nusantara

Artikel Terkait