Selain di Jakarta, trem juga dioperasikan di Surabaya pada tahun 1886 oleh perusahaan swasta Belanda lainnya bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Trem ini juga menggunakan tenaga kuda dan beroperasi di sepanjang jalan-jalan utama kota.
Pada tahun 1908, trem kuda digantikan oleh trem listrik yang memiliki jalur sepanjang 25 km dan melayani sekitar 6 juta penumpang per tahun.
Trem listrik di Jakarta dan Surabaya terus beroperasi hingga masa pendudukan Jepang (1942-1945) dan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
Pada masa-masa tersebut, trem mengalami kerusakan akibat perang dan sabotase.
Setelah Indonesia merdeka, trem listrik di Jakarta dan Surabaya dikelola oleh perusahaan negara bernama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) yang kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada tahun 1950.
Pada tahun 1960-an, trem listrik di Jakarta dan Surabaya mulai menghadapi persaingan dari moda transportasi lain seperti bus, becak, bajaj, dan mobil pribadi.
Trem listrik juga mengalami kesulitan dalam hal pemeliharaan, perluasan jalur, dan peningkatan kapasitas. Akibatnya, trem listrik mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan mengalami kerugian.
Pada tahun 1966, trem listrik di Jakarta resmi ditutup oleh PNKA. Sementara itu, trem listrik di Surabaya masih bertahan hingga tahun 1978 sebelum akhirnya ditutup juga oleh PNKA.
Pertanyaan: Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang?
Jawaban: Meskipun trem listrik sudah tidak beroperasi lagi di Jakarta dan Surabaya sejak puluhan tahun lalu, trem masih memiliki kesinambungan sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
Baca Juga: Kesinambungan Trem sebagai Transportasi Masa Dahulu hingga Sekarang
KOMENTAR