Intisari-Online.com -Salah satu materi yang dibahas dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X adalah trem.
Dalam buku tersebut, ada studi kasus berjudul Sepenggal Perjalanan Sejarah Trem di Surabayayang menjelaskan tentang asal-usul, perkembangan, dan akhir dari trem di Surabaya.
Di bagian akhir studi kasus ini, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa,termasuk “Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang?"
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat dulu pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Pertanyaan:Jelaskan perkembangan trem pada masa pemerintah Belanda hingga masa sekarang!
Jawaban:Trem adalah salah satu moda transportasi massal tertua di Indonesia.
Trem pertama kali dioperasikan di Jakarta (dulu Batavia) pada tahun 1869 oleh perusahaan swasta Belanda bernama Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM).
Trem ini menggunakan tenaga kuda dan beroperasi di sepanjang jalan-jalan utama kota.
Pada tahun 1899, trem kuda digantikan oleh trem listrik yang lebih cepat dan nyaman.
Trem listrik ini memiliki jalur sepanjang 42 km dan melayani sekitar 12 juta penumpang per tahun.
Baca Juga: Bagaimanakah Kesinambungan Trem sebagai Moda Transportasi pada Masa Dahulu hingga Sekarang?
Selain di Jakarta, trem juga dioperasikan di Surabaya pada tahun 1886 oleh perusahaan swasta Belanda lainnya bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Trem ini juga menggunakan tenaga kuda dan beroperasi di sepanjang jalan-jalan utama kota.
Pada tahun 1908, trem kuda digantikan oleh trem listrik yang memiliki jalur sepanjang 25 km dan melayani sekitar 6 juta penumpang per tahun.
Trem listrik di Jakarta dan Surabaya terus beroperasi hingga masa pendudukan Jepang (1942-1945) dan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
Pada masa-masa tersebut, trem mengalami kerusakan akibat perang dan sabotase.
Setelah Indonesia merdeka, trem listrik di Jakarta dan Surabaya dikelola oleh perusahaan negara bernama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) yang kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada tahun 1950.
Pada tahun 1960-an, trem listrik di Jakarta dan Surabaya mulai menghadapi persaingan dari moda transportasi lain seperti bus, becak, bajaj, dan mobil pribadi.
Trem listrik juga mengalami kesulitan dalam hal pemeliharaan, perluasan jalur, dan peningkatan kapasitas. Akibatnya, trem listrik mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan mengalami kerugian.
Pada tahun 1966, trem listrik di Jakarta resmi ditutup oleh PNKA. Sementara itu, trem listrik di Surabaya masih bertahan hingga tahun 1978 sebelum akhirnya ditutup juga oleh PNKA.
Pertanyaan: Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang?
Jawaban:Meskipun trem listrik sudah tidak beroperasi lagi di Jakarta dan Surabaya sejak puluhan tahun lalu, trem masih memiliki kesinambungan sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
Baca Juga: Kesinambungan Trem sebagai Transportasi Masa Dahulu hingga Sekarang
Trem masih memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Banyak bangunan-bangunan peninggalan trem yang masih berdiri hingga kini, seperti stasiun-stasiun, depo-depo, rel-rel, dan gerbong-gerbong.
Beberapa dari bangunan-bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau museum yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Contohnya adalah Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta yang memiliki koleksi gerbong-gerbong trem kuda dan listrik dari berbagai daerah di Indonesia.
Trem masih memiliki potensi untuk dikembangkan kembali sebagai moda transportasi massal yang ramah lingkungan dan efisien.
Beberapa kota di Indonesia telah merencanakan atau membangun kembali sistem trem sebagai bagian dari solusi permasalahan kemacetan dan polusi.
Contohnya adalah Kota Palembang yang telah mengoperasikan trem ringan (LRT) sejak tahun 2018 sebagai salah satu moda transportasi untuk Asian Games 2018.
LRT Palembang memiliki jalur sepanjang 23 km dan melayani sekitar 30 ribu penumpang per hari.
Contoh lainnya adalah Kota Surabaya yang sedang merencanakan pembangunan trem otonom (tanpa masinis) yang akan menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan.
Trem otonom ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan emisi gas rumah kaca di wilayah metropolitan Surabaya.
Demikian artikeluntuk menjawab pertanyaan "Bagaimanakah kesinambungan trem sebagai moda transportasi pada masa dahulu hingga sekarang?" Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Baca Juga: Mengapa Trem Menjadi Simbol Penjajahan Bagi Kaum Pergerakan Kemerdekaan?