Pasukan gabungan VOC, Mataram, dan Bugis mulai melakukan serangan balasan terhadap pasukan Trunojoyo dan Makassar.
Mereka berhasil merebut kembali beberapa kota penting di pantai utara Jawa, seperti Surabaya, Jepara, dan Semarang. Mereka juga mengepung ibu kota Trunojoyo di Kediri dan berhasil merebutnya pada bulan Desember 1678. Trunojoyo melarikan diri ke arah timur dan bersembunyi di daerah pegunungan.
Pada tahun 1679, pasukan VOC dan Mataram terus mengejar Trunojoyo dan sekutunya. Mereka berhasil mengalahkan atau menangkap beberapa pemimpin pemberontak, seperti Karaeng Galesong, Raden Kajoran, Panembahan Giri, dan Pangeran Sampang.
Trunojoyo sendiri ditangkap oleh pasukan VOC di desa Roban pada bulan November 1679. Dia dibawa ke Batavia sebagai tawanan VOC. Namun, dia tidak bertahan lama karena dibunuh oleh Amangkurat II yang datang berkunjung ke Batavia pada bulan Juni 1680.
Akhir Pemberontakan
Meskipun Trunojoyo dan sekutunya telah dikalahkan, pemberontakan belum sepenuhnya berakhir. Masih ada beberapa kelompok pemberontak yang bertahan di daerah-daerah terpencil.
Salah satu kelompok yang paling kuat adalah kelompok Pangeran Puger, adik Amangkurat II yang juga mengklaim sebagai raja Mataram. Pangeran Puger merebut keraton Mataram di Plered setelah ditinggalkan oleh pasukan Trunojoyo pada tahun 1677.
Dia mendapatkan dukungan dari sebagian rakyat Jawa yang tidak suka dengan Amangkurat II dan VOC.
Pangeran Puger terus melawan pasukan Amangkurat II dan VOC hingga tahun 1681. Dia sempat menguasai beberapa kota besar di Jawa Tengah, seperti Yogyakarta, Klaten, dan Solo.
Namun, akhirnya dia dapat dikalahkan oleh pasukan gabungan VOC dan Bugis yang dipimpin oleh Speelman dan Arung Palakka. Dia menyerah kepada VOC pada bulan Agustus 1681 dan dibuang ke Batavia.
Dengan menyerahnya Pangeran Puger, pemberontakan Trunojoyo secara resmi berakhir. Amangkurat II dapat memulihkan kekuasaannya sebagai raja Mataram. Namun, dia harus membayar harga yang mahal atas bantuan VOC.
Baca Juga: Eksekusi Mati Raden Trunojoyo Terbengis Sepanjang Sejarah Kerajaan
KOMENTAR