Inilah Sosok Trunojoyo, Mampu Kerahkan 9.000 Orang dan Gulingkan Amangkurat I yang Tak Segan Bantai Ribuan Pria, Wanita, hingga Anak-anak

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Trunojoyo
(Ilustrasi) Trunojoyo

Intisari-Online.com -Amangkurat Idikenal sebagai penguasa yang kejam dan sewenang-wenang terhadap rakyat maupun pejabat istananya sendiri.

Oleh karena itu, periode pemerintahannya pun dipenuhi dengan kerusuhan, dan yang terbesar adalah Pemberontakan Trunojoyo.

Pemberontakan ini dilancarkan oleh pangeran Madura, Raden Trunojoyo, pada sekitar tahun 1670-an.

Penyebab perlawanan Trunojoyo

Sejak naik takhta pada 1646, Amangkurat I tidak segan membunuh siapapun yang dianggap tidak patuh dan berusaha merongrong kekuasaannya.

Setidaknya ia telah membantai sekitar 5.000 hingga 6.000 orang yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak.

Di antara korbannya tersebut adalah ulama dan bangsawan, termasuk adiknya yang bernama Pangeran Alit dan keluarga mertuanya sendiri.

Selain itu, Amangkurat I juga dibenci karena sangat lunak terhadap Belanda.

Baca Juga: Dicap Sebagai Raja Jiplakan, Pantas Saja Amerika Kini Langsung Koar-Koar , Rupanya Selama Ini Amerika Sudah Rugi Sebanyak Ini Gara-Gara Barang Bajakan dari China

Baca Juga: Masih Keturunan Mataram Kuno, Inilah Raja yang Berhasil Jadi Raja Terbesar Kerajaan Sriwijaya

Suatu ketika, Amangkurat I terlibat konflik dengan putranya, Raden Mas Rahmat atau Pangeran Adipati Anom, yang merasa cemas karena statusnya sebagai putra mahkota akan dialihkan ke saudaranya.

Pangeran Adipati Anom kemudian menjalin kesepakatan dengan Pangeran Trunojoyo untuk mengkudeta ayahnya.

Melihat perangai buruk Amangkurat I, niat Trunojoyo untuk memberontak pun semakin besar.

Oleh karena itu, ketika mendengar tawaran Pangeran Adipati Anom, Trunojoyo pun dengan senang menerimanya.

Jalannya Pemberontakan Trunojoyo

Selain Pangeran Adipati Anom, Trunojoyo bekerjasama dengan banyak pihak untuk melawan Amangkurat I.

Termasuk rakyat dan pejabat Mataram, masyarakat Madura, hingga orang-orang Makassar yang dipimpin oleh Karaeng Galesong.

Orang-orang Makassar ini juga menaruh dendam terhadap Amangkurat I yang pernah melecehkan Sultan Hasanuddin.

Baca Juga: Kecantikan Para Wanita Ini Konon Berhasil 'Hancurkan' Dinasti China, Salah Satunya Sampai Bikin Kaisar Nekat Tipu Rakyat Hanya Demi Melihatnya Tertawa

Baca Juga: Kisah Hidup Mpu Sindok: 'Kehancuran Dunia' Jadi Alasan Raja Pertama Mataram Kuno Periode Jawa Timur yang Pindahkan Kerajaan dari Jawa Tengah

Dalam perkembangannya, pasukan Trunojoyo pun semakin kuat karena dukungan berbagai pihak yang merasa sakit hati dengan sultan Mataram.

Gabungan pasukan Trunojoyo yang berjumlah sekitar 9.000 orang berhasil merebut sebagian besar pantai utara Jawa.

Pada September 1676, Karaeng Galesong mempimpin pasukan untuk merebut Surabaya hingga akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara Mataram di Gegodog, sebelah timur Tuban.

Meski jumlah tentara Mataram lebih banyak, para pemberontak berhasil memenangkan pertempuran.

Puncak kemenangan Trunojoyo diraih pada pertengahan 1677, saat dirinya berhasil menduduki ibu kota Mataram di Plered hingga memaksa Amangkurat I yang sedang sakit menyingkir ke arah Cirebon untuk meminta bantuan kepada VOC.

Dalam pelariannya, Amangkurat I meninggal.

Baca Juga: Hidupnya Bak Binatang Buas yang Tak Bisa Kendalikan 'Nafsu', Inilah La Pateddungi, Raja Wajo yang Tiap Malam 'Berburu' Wanita dari Rakyatnya Sendiri

Baca Juga: Didirikan untuk Menghindari Pertikaian Keturunan Prabu Airlangga, Begini Runtuhnya Kerajaan Kediri, Malah Dipicu Rajanya yang Terkenal Sangat Kejam

(*)

Artikel Terkait