Intisari-online.com - Sarekat Islam (SI), organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia, mengalami perpecahan besar pada tahun 1921.
Perpecahan ini melahirkan dua kubu: SI Putih dan SI Merah.
Lalu, latar belakang perpecahan sarekat islam menjadi si putih dan si merah.
Perbedaan Ideologi:
SI Putih: Berhaluan kanan, nasionalis religius, dan moderat. Dipimpin oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
SI Merah: Berhaluan kiri, komunis, dan radikal. Dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
Perbedaan Strategi Perjuangan:
SI Putih: Lebih fokus pada perjuangan ekonomi dan sosial umat Islam melalui pendidikan, koperasi, dan pengembangan usaha.
SI Merah: Menekankan perjuangan politik untuk melawan penjajahan Belanda dengan aksi massa dan revolusi sosial.
Masuknya Paham Komunis:
Sejak tahun 1918, Semaun dan para aktivis komunis mulai menyusup ke dalam SI dan menyebarkan ide-idenya.
Hal ini menimbulkan pertentangan dengan SI Putih yang berpegang teguh pada ajaran Islam.
Kepemimpinan:
Persaingan antara Tjokroaminoto dan Semaun untuk memperebutkan kepemimpinan SI semakin memanas.
Perbedaan visi dan misi mereka semakin memperlebar jurang perpecahan.
Dampak Perpecahan:
Melemahkan kekuatan Sarekat Islam dalam melawan penjajahan Belanda.
Memicu pertentangan dan pertikaian antar anggota SI.
Menyebabkan perpecahan gerakan nasional Indonesia.
Kesimpulan:
Perpecahan Sarekat Islam menjadi SI Putih dan SI Merah merupakan peristiwa penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.
Peristiwa ini menunjukkan kompleksitas perjuangan kemerdekaan dan dinamika internal organisasi pergerakan.
Demikian, latar belakang perpecahan sarekat islam menjadi si putih dan si merah.