“Tapi, ancaman Shaleh itu juga tidak main-main. Apakah di antara kita ada yang berani menerima tantangan sayembara itu?”
Tak ada satu pun pemuda yang menjawab.
Mereka hanya saling pandang satu sama lain.
Mereka sadar bahwa mereka tak punya nyali untuk membunuh unta betina Nabi Shaleh.
Meskipun mereka tak suka dengan unta betina itu, tapi untuk membunuhnya, mereka masih berpikir seribu kali.
Namun, dua orang lelaki yaitu Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif, tergiur dengan hadiah sayembara tersebut.
Tanpa pikir panjang, mereka membunuh unta betina Nabi Shaleh.
Benar saja, tiga hari setelah itu, azab yang dikatakan Nabi Shaleh terjadi.
Guntur bergemuruh di langit dan bumf bergoncang sangat dahsyat.
Kaum Tsamud pun musnah terkena azab Allah SWT.
Tidak ada satu pun dari mereka yang ingkar itu selamat.
Sementara itu, mereka yang beriman dan menjadi pengikut Nabi Shaleh, telah diselamatkan oleh Allah SWT.
Sehari sebelum azab terjadi, Allah SWT menyuruh Nabi Shaleh dan pengikutnya untuk meninggalkan AI-Hijr dan pergi ke Ramalah, sebuah wilayah di Palestina.
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Maha kuat, Maha perkasa.” (Q.S. Hud [11]: 66)
(*)
Penulis | : | Rina Wahyuhidayati |
Editor | : | Rina Wahyuhidayati |
KOMENTAR