Intisari-Online.com -Kebiasaan merokok pada remaja, seperti yang asyik dilakukan AG saat melihat David Ozora dianiaya Mario Dandy ternyata sangat berbahaya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang dosen di UM Surabaya mengungkapkannya.
Merokok terlalu dini akan banyak menyerang bagian otak anak atau remaja perokok.
Banyak komponen berbahaya dari rokok yang akan dengan mudah meresap ke dalam tubuh anak atau remaja.
AG merokok sambil "nonton"
Seperti diketahui,Polda Metro Jaya baru saja melakukan reka ulang untuk kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy (20) terhadap D (17) di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023).
Rekonstruksi tersebut juga dihadiri tersangka Shane Lukas (19). Namun, pelaku anak AG (15) digantikan oleh seorang pemeran pengganti.
Kombes Hengki Haryadi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa ada 40 adegan yang direkam ulang oleh Mario, Shane, pemeran pengganti AG, dan beberapa saksi.
Dalam reka ulang adegan tersebut, terlihat bahwa Mario adalah pelaku utama yang melakukan penganiayaan terhadap D dengan tangan dan kaki sendiri.
Shane diperintahkan oleh Mario untuk merekam penganiayaan tersebut, sementara AG menonton dari dekat.
Dalam salah satu adegan, saat Mario meminta D untuk bertobat dengan posisi kepala dan kaki di lantai sementara kedua tangan di punggung, AG tampak asyik merokok.
"Anak AG menyalakan rokok ketika korban masih dalam posisi bertobat," ujar penyidik yang memimpin jalannya rekonstruksi, seperti dilansir darikompas.com, Sabtu (11/3/2023).
Bahaya perokok anak-remaja
Vella Rohmayani, seorang dosen di Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM)UM Surabaya mengatakan bahwa remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta gejolak emosi yang kuat.
Hal ini dapat menyebabkan mereka melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan maupun norma sosial, salah satunya adalah merokok.
Beberapa penelitian di Indonesia menyatakan bahwa kebanyakan orang mulai merokok saat duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sekitar usia 12 tahun.
Namun, kebiasaan merokok di kalangan anak sekolah paling sering terjadi saat siswa duduk di bangku SMA.
Vella menjelaskan bahwa merokok memiliki efek buruk bagi kesehatan karena rokok memiliki beberapa komponen yang bersifat toksik bagi tubuh, seperti karbon monoksida, tar, dan nikotin.
Karbon monoksida adalah salah satu kandungan berbahaya dari rokok yang memiliki kemampuan mengikat hemoglobin dalam darah 200 kali lebih kuat jika dibandingkan dengan oksigen.
Peningkatan kadar karbon monoksida dalam darah dapat menyebabkan gangguan pernapasan, sakit kepala, serta depresi yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dalam jangka panjang.
"Peningkatan kadar karbon monoksida dalam darah dapat menyebabkan terjadinya ganguan pernapasan, sakit kepala, serta depresi yang mana dalam jangka panjang tentu dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan yang serius," tutur Vella, seperti dilansir dari kompas.com, Sabtu (11/3/2023).
Kandungan rokok yang berbahaya bagi tubuh selanjutnya adalah tar.
Zat ini dapat mengendap dalam paru-paru dan mengganggu fungsi rambut yang melapisi permukaan organ paru-paru sehingga kemampuan paru-paru untuk menyaring zat berbahaya seperti bakteri atau kuman dapat menurun.
Nikotin juga menjadi salah satu komponen rokok yang berbahaya bagi tubuh karena dapat membuat seseorang menjadi ketagihan, merusak jaringan pada otak, menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, serta masalah kesehatan lainnya.
Melihat bahaya kandungan pada rokok, Vella menegaskan bahwa perilaku merokok pada anak sekolah atau remaja akan berpengaruh buruk bagi kesehatan mereka.
Anak sekolah atau remaja yang merokok biasanya akan mengalami gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran, mengalami penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga menyebabkan depresi.