Belum Terlambat Untuk Berhenti Merokok, Ternyata Ini yang Terjadi Jika Seorang Perokok Berhenti Meroko, Benarkah Paru-Parunya Masih Bisa Kembali Normal?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Rokok meningkatkan risiko terkena Covid-19 atau justru sebaliknya?
Rokok meningkatkan risiko terkena Covid-19 atau justru sebaliknya?

Intisari-online.com - Rokok memang seolah sudah menjadi hal yang biasa dan banyak dikonsumsi banyak orang.

Ada beberapa orang kecanduan dengan rokok, semua bermula dari berbagai penyebab.

Pertama ada yang merokok karena stres, banyak orang cenderung beralih ke alkohol atau rokok untuk menghilangkan kesedihan.

Meskipun ini berbahaya bagi tubuh, dalam sekejap, itu bisa meredakan sebagian tekanan.

Tidak ada yang bisa menyangkal efek berbahaya dari tembakau, karena dalam satu batang rokok mengandung hingga 100 racun yang berbeda.

Saat masuk ke dalam tubuh, akan merusak sistem silia paru-paru sehingga menyebabkan kerusakan jaringan.

Semakin lama waktu merokok, semakin serius kerusakan paru-paru.

Secara khusus, merokok jangka panjang bisa membuat ketagihan, sehingga sulit untuk berhenti.

Baca Juga: Hanya Ditemani Sebotol Air dan Sebatang Rokok, Inilah Detik-detik Kematian Mutassim, Putra Gaddafi yang Gemar Hamburkan Uang Bersama Model Playboy, Pestanya Dihadiri Penyanyi-penyanyi Top Ini

Baca Juga: Tak Berbuat Dosa Apapun Hanya Memungut Sebungkus Rokok di Pinggir Jalan, Pria Ini Dijebloskan ke Penjara, Begitu Dibuka Isi Bungkusan Rokok Itu Bikin Syok

Namun, beberapa orang memiliki kemauan yang kuat, mereka berhasil berhenti merokok.

Meski adakhawatir akan ada efek samping jika mereka berhenti merokok seperti batuk, mengeluarkan dahak.

Mereka juga bertanya-tanya apakah fungsi paru-paru mereka bisa kembali normal jika mereka berhenti merokok.

Pertama, kita harus memastikan bahwa merokok sangat berbahaya bagi paru-paru.

Ini dapat menyebabkan saluran udara tersumbat, peningkatan sekresi di trakea, kerusakan paru-paru, dan peningkatan risiko penyakit paru-paru kronis, terutama kanker paru-paru.

Ini tergantung pada apakah perokok berhenti cepat atau lambat dan berapa lama periode merokok telah berlangsung.

Baca Juga: Gara-gara Sebatang Rokok, Rusak Bisnis Konglomerat Pengusaha Tionghoa Liem Sioe Liong dengan Ipar Soeharto, Liem: 'Saya Tersinggung'

Baca Juga: Buah Ara, Berikan Ekonomi Lebih Baik pada Muslim Spanyol, Baik untuk Kontrol Tekanan Darah dan yang Ingin Berhenti dari Candu Rokok

Jika waktu merokoknya singkat, jumlah tembakau yang dikonsumsi rendah, saat ini zat beracun dalam rokok belum sepenuhnya menembus ke dalam jaringan paru-paru, semuanya masih bisa diselamatkan.

Selama Anda berhenti merokok tepat waktu, kesehatan paru-paru Anda akan berangsur-angsur membaik.

Sebaliknya, jika Anda merokok sepanjang tahun, 2-3 bungkus sehari dan dalam kondisi kecanduan.

Hal ini menunjukkan bahwa zat beracun dalam tembakau telah merambah ke paru-paru, bahkan lapisan trakea, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang parah.

Orang-orang ini sering mengembangkan bronkitis dan penyakit paru-paru lainnya yang disebabkan oleh merokok jangka panjang.

Paru-paru telah rusak dan sangat sulit untuk dikembalikan ke keadaan sehat.

Baca Juga: Kemitraan Indonesia dengan Korea Utara Sudah Lama Dilakukan, Tapi Perusahaan Kertas Rokok Ini Malah Bisa Kena Sanksi dari AS Karena Berdagang dengan Korea Utara, Apa Salahnya?

Baca Juga: Mendadak Seorang Nenek Datangi Apotek Order 12 Kondom, Petugas Langsung Syok Bukan Main Begitu Sang Nenek Ungkap Alasannya Membeli Kondom

Bagi perokok, hanya dibutuhkan tekad dan kemauan yang kuat untuk berhenti.

Namun, usia terbaik untuk berhenti merokok adalah sebelum usia 35 tahun.

Pada titik ini, paru-paru memiliki 10 tahun untuk kembali ke keadaan normal sebelumnya.

Jika Anda terlambat berhenti merokok, maka fungsi paru-paru akan sulit pulih.

Artikel Terkait