Intisari-Online.com - Pihak TNI mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam upaya membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Marhtens.
Padahal, 3 hari sebelumnya Panglima TNI malah dengan sangat lantang menolak tawaran bantuan dari Selandia Baru, negara asal Kapten Philip.
Lalu, apa yang sebenarnya membuat TNI kini mengaku kesulitan untuk bisa membebaskan sang pilot?
Seperti diketahui, pada tanggal 7 Februari 2023, Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga.
Setelah itu, Egianus menahan Philip, seorang warga negara Selandia Baru sebagai sandera.
Pihak keamanan melakukan pencarian untuk menyelamatkan Philip. Pada tanggal 14 Februari, Satgas Damai Cartenz tiba di Distrik Paro untuk membantu.
Namun, Egianus dan kelompoknya tidak ditemukan di sana. Warga setempat telah mengungsi ke Distrik Kenyam, sehingga Distrik Paro kosong.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan bahwa Egianus Kogoya meminta uang dan senjata api sebagai tebusan untuk membebaskan Philip.
Pada akhir bulan Februari 2023, Egianus terdeteksi berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya.
Kelompoknya diduga membunuh seorang anak kepala kampung yang berusia enam hingga delapan tahun karena ayahnya tidak memberikan bahan makanan.
Baca Juga: Susi Air Dibajak KKB Papua, Kopassus Pernah Bekuk Pembajak Pesawat dalam 3 Menit!
KOMENTAR