Tak lama setelah kehadiran guru tersebut, Estefania menunjukan gejala aneh, termasuk adanya asap yang masuk melalui hidung dan mulutnya.
Setelah itu, berbagai gejala aneh terjadi pada sang gadis selama enam bulan berikutnya. Termasuk di antaranya berupa kejang dan halusinasi.
Tak hanya marah-marang, terkadang Estefania menggonggong kepada teman-temannya, layaknya seekor anjing.
Dalam beberapa kesempatan lain, dirinya mengaku melihat bayangan "jahat" yang kerap berjalan di sekitar kamarnya di malam hari.
Orangtua Estefania tentu tidak tinggal diam. Mereka telah mengajak anak mereka menemui beberapa orang dokter.
Sayang, tidak ada satu pun yang mampu mengobati atau sekadar menjelaskan apa yang terjadi pada Estefania secara medis.
Tanpa pernah bisa menemukan penjelasan yang pasti tentang apa yang terjadi pada dirinya, Estefania justru ditemukan tak bernyawa di kamarnya.
Pihak kepolisian maupun dokter tidak mampu menjelaskan tentang apa yang menjadi pemicu kematian sang gadis.
Hingga kemudian, beberapa orang, termasuk orang tua Estefania sendiri, meyakini bahwa sang gadis ritual yang dilakukan di sekolah beberapa waktu sebelumnya sebagai pemicunya.
Apalagi, keluarga Estefania juga kemudian mengaku bahwa mereka mengalami sendiri kejadian-kejadian aneh sepeninggal putri kesayangan mereka.
Dewan Oiija, menurut pengakuan orang tua Estefania, kerap mendatangi rumah mereka.
Hal-hal mistis seperti pintu yang dibanting, peralatan listri yang menyala sendiri, hingga munculnya suara-suara misterius mulai kerap terjadi di rumah mereka.
Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah tersebut dan benar-benar tak pernah bertemu lagi dengan hal-hal mistis.
Benarkah cerita tesebut? Meski sulit dijelaskan secara ilmiah, pihak kepolisin ternyata sudah memverifikasi laporan-laporan terkait Estefania dan keluarganya.
KOMENTAR