Bak Suku Metkayina di Avatar: The Way of Water, Suku Thailand Ini Bisa Melihat dengan Jelas di Bawah Air

Mentari DP

Penulis

Kisah suku Moken dari Thailand yang mirip dengan suku Omaticaya dalam film Avatar: The Way of Water.
Kisah suku Moken dari Thailand yang mirip dengan suku Omaticaya dalam film Avatar: The Way of Water.

Intisari-Online.com - SukuOmaticaya dalamfilmAvatar: The Way of WateratauAvatar 2menjadi pembicaraan hangat.

Hal ini karena sukuMetkayinaberbeda jauh dengan sukuOmaticaya padafilm Avatar (2009).

Jika sukuOmaticayatinggal didaerah pegunungan, makasuku Metkayinatinggal di daerahlautan.

Di dalam film dijelaskan bahwa suku Metkayina adalah penguasa lautan yang tinggaldi desa Awa'atlu yang terletak di tepi pantai.

Mereka bisa menyelam di lautan hingga dasar, bisa berkomunikasi dengan hewan-hewan di lautan, hingga bisa melihat dengan jelas di dalam lautan.

Nah, rupanya ada juga suku-suku di dunia yang bisa melakukan seperti sukuMetkayina tersebut.

Sebut saja suku Bajau di Kepulauan Sulu, Filipina Selatan, yang katanya bermigrasi ke pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan.

Disebutkan bahwa suku inimenghabiskan 60% hari mereka di bawah air.

Salah satu keunggulannya adalah bisamenyelam lebih dari 70 meter dan dapat bertahanselama lima menittanpa menggunakan alat selam.

Selain itu ada suku Moken dari Thailand.

Baca Juga: Mirip Suku Metkayina di FilmAvatar: The Way of Water, Ini Kisah Orang Laut di Kepulauan Riau

Dilansir daribbc.com pada Kamis (22/12/2022), suku Moken berada di sepanjang pantai barat Thailand.

SukuMoken juga dikenal sebagai pengembara laut.

Bahkan anak-anak mereka menghabiskan sebagian besar hari mereka di laut, menyelamhingga mencari makanan.

Akibatnyamereka dapat melihat di bawah air.

Pada tahun 1999, Anna Gislen di University of Lundd, Swedia tertarik untuk mempelajari karakteristik unik dari suku Moken.

Gislen dan putrinya yang berusia enam tahun melakukan perjalanan ke Thailand dan menyatukan diri mereka dalam komunitas Moken, yang sebagian besar tinggal di rumah-rumah yang dibangun di atas tiang.

Ketika air pasang datang, anak-anak Moken menceburkan diri ke dalam air, menyelam ke bawah untuk mengambil makanan yang terletak beberapa meter di bawah laut.

Yang mengejutkannya, mereka menyelam dengan mata terbuka.

“Mata mereka terbuka lebar. Mengambil kerang di bawah laut tanpa masalah sama sekali,” ucap Gislen.

Lalu Gislen melakukan percobaan untuk menguji seberapa baik sebenarnya penglihatan bawah air anak-anak itu.

Anak-anak harus menyelam di bawah air dan meletakkan kepala mereka di atas panel. Dari sana mereka bisa melihat kartu yang menampilkan garis vertikal atau horizontal.

Baca Juga: Bisa Menyelam Hingga Kedalaman 70 Meter, Inilah yang Membedakan Suku Bajau Dengan Suku Lainnya

Begitu mereka menatap kartu itu, mereka kembali ke permukaan untuk melaporkan ke arah mana garis-garis itu bergerak.

Setiap kali mereka menyelam ke bawah, garisnya akan semakin tipis, membuat tugas semakin sulit.

Tapi hasilnyaanak-anak Moken mampu melihat dua kali lipat dibandingkan anak-anak Eropa yang melakukan percobaan yang sama di kemudian hari.

Apa yang sedang terjadi?

Ketika kita melihatdengan jelas di atas daratan, Anda harus bisa membiaskan cahaya yang masuk ke mata ke retina.

Retina berada di bagian belakang mata dan mengandung sel-sel khusus, yang mengubah sinyal cahaya menjadi sinyal listrik yang ditafsirkan oleh otak sebagai gambar.

Cahaya dibiaskan saat memasuki mata manusia karena kornea bagian luar mengandung air, yang membuatnya sedikit lebih padat daripada udara di luar mata.

Lensa internal membiaskan cahaya lebih jauh.

Namun saat mataberada di dalam air, yang memiliki kerapatan yang hampir sama dengan kornea, kita kehilangan kekuatan bias kornea, itulah sebabnya gambar menjadi sangat kabur.

Jadi menurut Gislen,anak-anak Moken dapat melihat dengan jelas di bawah air karena mereka secara mendasar mengubah cara kerja mata mereka.

Baca Juga: Seperti Ini Hubungan Antara KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari

Atau mereka telah belajar menggunakan mata mereka secara berbeda di bawah air.

Dia pikir teori pertama tidak mungkin, karena perubahan mendasar pada mata mungkin berarti anak-anak tidak dapat melihat dengan baik di atas air.

Akan tetapi anak-anak Moken juga dapat melihat di atas air sama baiknya dengan anak-anak Eropa pada usia yang sama.

Jadi kemungkinan, untukdapat meningkatkan penglihatan di bawah air, ada perubahan lensa atau Anda dapat memperkecil pupil, sehingga meningkatkan kedalaman bidang.

Rupanya teorimengecilkan pupilnya dan mengubah bentuk lensa juga dilakukan anjing laut dan lumba-lumba.

Baca Juga: Bikin Panik Seisi Dunia, Ada Rumor Gelombang Dahsyat Covid-19 di China, WHO Beri Alasan Ini

Artikel Terkait