Para pejabat menganggap tangan kanan Permaisuri Yingtian sebagai pengganti yang cocok untuk pengorbanannya.
Dia kemudian disebut ‘Janda Permaisuri dengan tangan yang hilang’.
Setelah pengorbananannya itu, Janda Permaisuri Yingtian menjadi wali dari putra sulungnya, Yelu Bei.
Namun, Janda Permaisuri Yingtian lebih memilih putra keduanya, Yelu Deguang, sebagai Kaisar.
Dengan bantuan para menteri, dia berhasil menggulingkan Yelu Bei dan mengangkat Yelu Deguang Kaisar pada tahun 927 M.
Yelu Deguang dikenal sebagai Kaisar Taizong.
Yelu Bei meninggalkan Kekaisaran Khitan dan pindah ke Kekaisaran Tang Akhir di mana dia menjadi seorang pelukis dan penyair terkenal.
Kaisar Taizong hanyalah seorang kaisar boneka, dengan Janda Permaisuri Yingtian menjadi penguasa sebenarnya.
Dia membuat semua keputusan tentang masalah negara.
Janda Permaisuri Yingtian membuat keponakannya menikah dengan putra Kaisar Taizong, juga menasihati putranya tentang masalah militer.
Pada tahun 947 M, Kaisar Taizong meninggal setelah ia berhasil menginvasi kerajaan Dinasti Jin Akhir.
Dia digantikan oleh putra Yelu Bei bernama Yelu Wuyu, yang naik takhta sebagai Kaisar Shizong.
Janda Permaisuri Yingtian marah karena cucunya naik takhta dan ingin putra bungsunya, Yelu Lihu, menjadi Kaisar.
Dia mengobarkan perang saudara melawan Kaisar Shizong demi Yelu Lihu, tetapi akhirnya kalah.
Kaisar Shizong membuangnya dan Yelu Lihu ke Zuzhou (Balingzur modern di Mongolia Dalam), lalu ditempatkan di bawah tahanan rumah selama tujuh tahun smapai kematiannya pada 1 Agustus 953 M, ketika berusia 74 tahun.
Dia kemudian dimakamkan di samping suaminya Kaisar Abaoji di Mausoleum Zu.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR