Li Sheng, Kaisar Dinasti Tang Selatan, mengiriminya minyak bumi yang dapat menyalakan api untuk kampanye militernya.
Namun, Permaisuri Yingtian menasihati suaminya agar tidak menggunakan minyak bumi karena sangat berisiko.
Mereka juga menjaga hubungan baik dengan Pangeran Li Keyoung, namun mereka menjadi musuh dengan putra Pangeran Li Keyoung, Li Cunxu, pendiri Dinasti Tang Akhir.
Pada tahun 922 M, Pangeran Li Cunxu menyerang negara bagian Zhengzhou, di mana Kaisar Abaoji memiliki kepentingan pribadi.
Permaisuri Yingtian menyarankan suaminya untuk tidak berperang demi Zhengzhou karena kekuatan militer Pangeran Li Cunxu.
Namun, kaisar Abaoji tidak mengindahkan nasihat istrinya dan mengalami kekalahan di tangan Pangeran Li Cunxu.
Permaisuri Yingtian juga merekomendasikan Han Yanhui, menjadi menteri Kaisar Abaoji yang paling cakap.
Han Yanhui mengadopsi sistem administrasi Dinasti Tang, menciptakan sistem perpajakan yang efisien, hingga menyelesaikan perselisihan di antara suku-suku.
Pada tahun 926 M, Kaisar Abaoji tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal saat melancarkan pertempuan melawan Korea.
Di Khitan, merupakan kebiasaan bagi janda untuk dikubur hidup-hidup bersama almarhum suaminya pada pemakamannya.
Ketika pejabat memintanya untuk mati bersama suaminya, Permaisuri Yingtian memprotes dengan mengatakan, “Anak-anak saya masih kecil, dan negara tidak memiliki pemimpin.”
Kemudian, dia memotong tangan kanannya sendiri dan menguburnya di peti mati suaminya di pemakaman.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR