Intisari-Online.com – Janda Permaisuri Yi menjalani kehidupan yang penuh gejolak, dia menjadi Permaisuri dua kali dan kemudian Janda Permaisuri.
Dia juga menyaksikan ketika suaminya mendirikan Dinasti Liang Barat.
Dia juga menyaksikan dengan ngeri ketika putranya menyebabkan kejatuhan dinasti yang dia bantu temukan.
Dia menjadi sandera di bawah Dinasti Liang Utara, namun dengan menggunakan kelicikannya untuk melarikan diri dan menjalani kehidupan damai dengan keluarganya yang masih hidup.
Kisah Janda Permaisuri Yi menunjukkan seorang wanita pemberani yang melawan musuh-musuhnya.
Dia tidak pernah menunjukkan kelemahannya kepada musuh, dan ini memberinya rasa hormat dari musuh-musuhnya dan memungkinkannya untuk mengejar kebebasannya sendiri.
Janda Permaisuri Yi hidup selama era Enam Belas Kerajaan, yaitu ketika dua puluh dua negara bagian memerintah China Utara secara independen.
Janda Permaisuri Yi lahir di Kabupaten Ji di prefektur Tianshui (sekarang Kabupaten Gan’gu di Provinsi Gansu) sekitar tahun 380 M, namun kehidupan awalnya tidak diketahui.
Dia dikenal suka mengarang puisi.
Suami pertamanya adalah Ma Yuanzheng dari Prefektur Fufeng (sekarang Xianyang di Provinsi Shaanxi, tetapi dia meninggal di usia muda.
Maka, ini memungkinkan Yi untuk menikah lagi dengan Li Hao, dan Yi menjadi istri keduanya.
Dia memperlakukan anak-anak tirinya seolah-seolah mereka adalah anaknya sendiri, dia sendiri melahirkan seorang putra dan tiga putri.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR