Intisari-Online.com - Seorang warga Iran bernama Mahsa Amini (22) meninggal dunia.
Dilaporkan Mahsa Amini meninggal dunia di dalam tahanan setelahan dia ditangkap dengan dugaan "melanggar hukum hijab dan kesopanan Iran".
Di mana Mahsa Amini ditangkap karena disebut memakai jilbab secara tidak pantas.
Dilansir dari theguardian.com pada Sabtu (24/9/2022), Mahsa Amini ditangkap pada 13 September 2022. Lalu dia meninggal dunia pada 16 September 2022.
Menurut pejabat Iran, Mahsa Amini meninggal dunia karena serangan jantung.
Akan tetapi orangtua Mahsa Amini mengatakan bahwa putrinya tidak pernah mengalami masalah kesehatan jantung. Dan selalu dalam kondisi yang sehat.
Lalu pihak rumah sakit merilis pernyataan bahwa Mahsa Amini mengalami mati otak saat dia tiba di rumah sakit.
Tidak lama setelah itu, mereka mencabut pernyataan tersebut.
Berbagai kejanggalan terkait kematian Mahsa Amini ini lantas menjadi perdebatan.
Apalagi saudara laki-laki Mahsa Amini melihat ada memar di kepala dan kaki Mahsa Amini.
Lalu para aktivitas mengatakan ada edema otak dan pendarahan saat scan medis tengkorang Mahsa dipublish.
Ada dugaan, Mahsa Amini mengalami kekerasan saat dia berada di tahanan.
Yang membuat orang-orang Iran marah atas kekerasan itu karena Mahsa Amini ditangkap dan diperlakukan begitu mengerikan hanya karena pakaian yang dia kenakan.
Pada akhirnya, kematian Mahsa Amini menyebabkan unjuk rasa besar-besaran di seluruh negara Iran. Mulai dari Teheren dan puluhan kota lainnya.
Di jalan-jalan, para perempuan dan laki-laki melambaikan jilbab untuk memberikan dukungan pada Mahsa Amini.
Bahkan para mahasiswa yang biasanya takut mengeluarkan suara agar tidak diusir dari dunia pendidikan, kini iku berunjuk rasa di sekolahnya.
Unjuk rasa besar-besaran atas kematian Amini itu diyakini bahwa orang Iran sudah muak dengan berbagai peraturan moral di Iran.
Dan diduga protes hijab ini mungkin akan meledak menjadi revolusi anti-pemerintah.
Hingga berita ini diturunkan, unjuk rasa protes kematian Mahsa Amini ini sudah berlangsung selama lima hari.
Pihak kepolisian berusaha untuk membubarkan kerumunan dengan menggunakan gas air mata.
Tapi para pendemo malah melemparkan batu ke pihak kepolisian, membakar kendaraan polisi, hingga meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
Baca Juga: Pantas Bisa Ikut Judi Online Sampai Rp560 Miliar, Rupanya Lukas Enembe Punya Tambang Emas di Papua
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR