Setiap tahun, selama bulan Myanmar Thadingyut, dari September hingga Oktober, festival pagoda 18 hari diladakan, di mana empat patung Buddha ditempatkan pada replika tongkang kerajaan yang dirancang sebgai burung hintha dan dibawa ke seluruh Danau Inle.
Satu gambaran Buddha selalu ditinggal di kuil.
Tongkang yang didekorasi dengan rumit ditarik oleh beberapa perahu pendayung kaki yang mendayungn serempak, dan perahu pengiring lainnya, membuat prosesi yang mengesankan di atas air.
Tongkang yang bergerak dari desa ke desa di sepanjang tepi danau itu berputar searah jarum jam, dan empat Buddha itu berada di biara utama di setiap desa untuk malam itu.
Puncak festival adalah pada hari ketikga gambar tiba di kota utama Nyaung Shwe, ketika sebagian besar peziarah dari daerah sekitarnya datang untuk memberi penghormatan.
Di masa lalu, Saopha of Yawnghwe secara pribadi akan menyambung gambar-gambar Buddha tersebut.
Patung Buddha diambil dari tongkang dan prosesi besar membawanya ke istana, memasuki ruang doa dari pintu masuk timur, lalu di tempat itu akan tinggal selama beberapa jam.
Masyarakat diizinkan masuk ke dalam aula untuk memberikan penghormatan.
Kemudian patung Buddha akan dibawa ke kuil utama di Nyaung Shwe.
Sejak pertengahan tahun 1960-an, patung-patung Buddha itu telah melewati kunjungan ke haw dan dibawang langsung ke kuil.
Sekarang biasanya disambut di Nyaung Shwe oleh beberapa pejabat tinggi di pemerintahan.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR