Intisari-Online.com – Ritual Tamil ‘Manjal Neerattu Vizha’ atau ‘Ritual Mandi Kunyit’ merupakan bagian terakhir dari perayaan kedewasaan seorang gadis Tamil.
Hal tersebut dilakukan setelah gadis itu mengalami menstruasi pertama, dan menandai transisinya menjadi wanita dewasa.
Kebanyakan upacara Hindu dilakukan oleh laki-laki, tetapi yang satu ini terutama dilakukan oleh perempuan, dan ini menjadi waktu yang menyenangkan.
Ritual kedewasaan Tamil dimulai ketika menstruasi pertama gadis itu dimulai dengan ritual pengasingan.
Gadis itu duduk terpisah di papan kayu di sudut, lalu para wanita setepat berkumpul untuk makan seremonial yang disajikan di atas daun pisang.
Setelah itu mereka mengecat kaki gadis itu dengan campuran oker merah, kunyit, dan batu kapur.
Ritual nalangu ini dilaksanakan dengan cara yang sama baik pada saat datangnya menstruasi pertama, sebagai bagian dari pesta perkawinan, maupun perayaan kehamilan seorang wanita.
Untuk ritual pengasingan, kudisai (gubuk) terbuat dari daun segar, antara lain dari daun kelapa, nimba, dan mangga.
Gubuk ini bisa berada di dalam atau di luar rumah.
Kudisai dilengkapi dengan semua hal yang dibutuhkan oleh gadis itu, termasuk perlengkapan mandi, pakaian, dan bejana.
Makanan dibawakan untuknya dan gadis itu beristirahat total, melansir richardarunachala.wordpress.com.
Gadis itu dibantu oleh wanita lain saat mandi.
Mandi harian bergantian antara ‘mandi kepala’ dan ‘mandi biasa’.
Ketika gadis itu pergi ke toilet, maka dia harus membawa daun nimba dan sesuatu yang terbuat dari besi, untuk mengusir roh jahat.
Makahan khusus ditentukan oleh pengasingan ini, yang dilanjutkan selama 9, 11 atai 13 hari (harus ganjil).
Selama pengasingan, gadis itu diperintahkan untuk tidak melihat burung dengan perut kosong, tidak pergi sendirian, dan terutama tidak pergi ke ruang pooja (doa).
Dia juga diperingatkan untuk tidak meninggalkan sisa makanan di mana anjing bisa mendapatkannya, karena dia bisa sakit perut jika anjing memakan sisa makanannya.
Pembatasan lebih lanjut melambangkan statusnya yang berbahaya secara ritual, yaitu dia tidak boleh menyentuh tanaman berbunga (karena mungkin bisa layu), dan tidak boleh menyentuh makanan yang disimpan seperti asam, beras atau garam, yang mungkin bisa rusak karena sentuhannya.
Gadis itu dibebaskan dari pengasingan setelah ritual pemurnian yang disebut puniya-thanam, yang merupakan langkah kedua dalam proses ritual.
Bagian ketiga dan terakhir adalah Manjal Neerattu Vizha, sebuah acara publik yang mewah, ketika semua pria dan teman-temannya diundang.
Paman dari pihak ibu gadis itu yang seharusnya memberinya hadiah yang mewah.
Gadis itu akan mendapatkan saree pertamanya, yang terbuat dari sutra, yang seharusnya diberikan oleh kakek-nenek gadis itu.
Kemudian gadis itu memakai saree untuk pertama kalinya pada hari itu.
Hadiah juga diberikan oleh teman-teman keluarga.
Puja yang rumit dilakukan, baik di rumah maupun di tempat umum.
Meskipun kebiasaan itu semakin berkurang, namun sangat terlihat di masyarakat, terutama di desa-desa maupun kota-kota kecil.
Gadis muda itu berpakaian hampir seperti pengantin wanita, dengan saree sutra dan memakai banyak perhiasan emas.
Ada yang mengatakan bahwa fungsi ini adalah pengumuman gadis ini bakal menikah nantinya, dan berfungsi sebagai pemberitahuan kepada calon suami dan keluarganya tentang kemungkinan gadis ini telah siap menikah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari