Sebelum peti mati diangkut ke tebing, pelayat membiarkan cairan dari mayat yang membusuk menetes ke tubuh mereka, karena mereka percaya bahwa itu akan memberi mereka keberuntungan.
Ritual pemakaman kuno Igorot adalah unik di Filipina, peti mati menggantung dari tebing secara historis telah dipraktikkan di kantong-kantong China dan Indonesia.
Di tempat lain, kebiasaan menghadap tebing ini sudah lama berhenti, tetapi di Sagada, tradisi ini tetap hidup.
Menurut Bangyay, pemakaman tebing terakhir terjadi pada tahun 2010.
Dalam beberapa tahun terakhir, sedikit pelancong yang tertarik berziarah ke Sagada untuk mengunjungi peti mati gantung.
Ironisnya, pemakaman vertikal ini telha berubah menjadi mata pencarian yang menguntungkan bagi masyarakat Igorot, memberikan ekonomi yang sangat dibutuhkan untuk seluruh desa.
Kini, menurut Bangyay, jauh lebih sedikit ritual pemakaman peti mati di Sagada dibandingkan generasi sebelumnya, namun dia yakin tradisi itu akan terus berlanjut.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR