Intisari-Online.com – Satu hal yang sama-sama dimiliki oleh semua budaya manusia adalah ritual kematian.
Ketika seseorang dalam suatu komunitas meninggal, maka setiap budaya memiliki tradisi yang berbeda dengan yang lain untuk menghormati dan mengingat orang yang sudah meninggal.
Meskipun dalam setiap budaya manusia memiliki ritual kematian, namun sangat bervariasi.
Dan tradisi itu bisa berubah seiring waktu dan karena keadaan luar.
Seperti di Barat, pemakaman tradisional digantikan oleh kremasi, terutama karena kenaikan biaya kremasi, pemakaman, dan tanah makam.
Banyak orang yang memilih guci penguburan daripada peti mati, karena biayanya yang lebih murah.
Guci penguburan juga menjadi lebih populer di Barat karena banyak orang memilih untuk mengkremasi orang yang mereka cintai daripada memilih penguburan penuh.
Barat bukan satu-satunya tempat di dunia yang beradaptasi dalam praktik pemakaman mereka karena pengaruh luar seperti kenaikan biaya pemakaman.
Di Korea Selatan, ada kekurangan ruang di kuburan, yang kemudian mengarah ke undang-undang yang disahkan pada tahun 2000 yang mengharuskan keluarga untuk memindahkan mayat mereka dari kuburan setelah 60 tahun.
Korea Selatan merupakan negara kecil, dan tanah, terutama untuk kuburan, menjadi sangat mahal, apalagi jumlah populasinya juga besar.
Pada tahun 2018, rata-rata 582 orang meninggal per 10.000 orang.
Di Seoul, kota yang berpenduduk lebih dari lima puluh satu juta, hampir sembilan juta kematian per tahun.
Maka, jelaslah mengapa pemakaman di Korea Selatan sulit memenuhi permintaan.
Sejak undang-undang tersebut disahkan, orang-orang Korea Selatan telah beradaptasi dengan cepat, hanya 3 dari 10 orang yang dimakamkan secara tradisional pada tahun 2011, dibandingkan dengan 6 dari 10 orang yang dimakamkan secara tradisional pada tahun 2000.
Kalau orang-orang di Barat memilih guci untuk menampung sisa-sisa oang yang mereka cintai, apalagi seiring berkembangnya teknologi guci, ada berbagai guci khusus untuk menampung abu kremasi, orang-orang Korea Selatan memilih ritual kematian yang berbeda, dengan pendekatan yang lebih dekoratif.
Melansir thelivingurn, dengan tingkat kremasi meningkat di Korea Seatan karena hukum kuburan, yang dalam satu generasi kremasi naik dari 20,5% menjadi 82,7%, bukannya guci dekoratif yang digunakan untuk menyimpan abu orang yang mereka cintai.
Orang-orang Korea Selatan memilih yang berbeda dalam memperlakukan abu anggota keluarga yang telah meninggal, yaitu menjadikan manik-manik kematian yang indah.
Namun, manik-manik ini umumnya tidak dipakai, tetapi indah!
Manik-manik itu dibuat dalam berbagai warna, mulai dari biru-hijau mengkilap, merah muda, atau hitam, melansir Time.com.
Tidak seperti batu permata, manik-manik pemakaman di Korea Selatan ini biasanya tidak dipakai tetapi dipajang dalam wadah bening, yang terbuat dari kaca, atau diletakkan di piring.
Ini adalah cara orang Korea Selatan menjaga orang yang mereka cintai tetap dekat, dan menghormati ingatan mereka, sambil tetap menegakkan hukum.
Salah satu perusahaan utama yang membuat manik-manik dari abu almarhum disebut Bonhyang, atau Manik Kematian.
Menurut pendirinya, Bae Jae-yul, mereka membuat manik-manik untuk lebih dari 500 orang di tahun 2012, dan melonjak hingga lebih dari 1000 lebih pelanggan di tahun 2015.
Lalu, mengapa memilih manik-manik kematian?
Banyak orang Korea Selatan ‘tidak melihat menyimpan abu di dalam guci, atau menaburkan abu di alam, sebagai bentuk untuk menghormati orang mati’.
Pemakaman Korea berakar pada Konfusianisme, meskipun beberapa orang Korea Selatan mengidentifikasi sebagai Konfusianisme.
Merupakan bagian dari kewajiban keluarga kepada anggota keluarga yang telah meninggal untuk menghormati orang yang telah meninggal dan mengingat mereka dengan cara yang memungkinkan arwah orang yang telah meninggal dapat berpindah dengan selamat ke alam baka.
Jika tidak, maka roh orang mati bisa menjadi hantu pengembara.
Maka, sangat penting bagi orang Korea Selatan untuk menghormati orang yang telah meninggal dan banyak yang memilih ritual kematian menjadikan manik-manik kematian.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari