“Dua-duanya adalah staf atau Propam dari Mabes Polri. Brigadir J driver-nya ibu (istri Ferdy Sambo), sedangkan Bharada E merupakan ADC dari Pak Kadiv-nya (Ferdy Sambo),” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan.
2. Tidak jago menembak
Diungkapkan juga oleh LPSK, bahwa Bharada E tidak ahli dalam menggunakan senjata api, karena kemampuan menembaknya berada di tingkat satu, yang berarti masih tergolong rendah.
“Dia kategori kemampuan menembak kelas satu, jadi menembaknya biasa saja,” ucap Edwin.
Diketahui pula bahwa Bharada E baru beberapa bulan memegang senjata api, dan baru berlatih menembak pada bulan Maret lalu.
Bharada E mendapatkan senjata api dari Propam Polri setelah ditunjuk sebagai sopir Ferdy Sambo.
“Baru pegang senjata November tahun lalu pas dia jadi driver-nya Pak Sambo,” ujar Edwin.
Polisi memberikan keterangan di awal terungkapnya kasus ini, bahwa saat baku tembak terjadi, Brigadir J memuntahkan 7 peluru tan tak satu pun mengenai Bharada E, sedangkan Bharada E disebut memberondong 5 peluru kepada Brigadir J.
Sementara, ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, menyampaikan bahwa putranya merupakan penembak terlatih (sniper) dan pernah bertugas di Papua, maka ini membuatnya heran bagaimana bisa tembakan Brigadir J tidak satu pun yang mengenai Bharada E.
“Aneh kalau tembakan dia (Brigadir J) meleset. Dia itu ahli menembak (sniper) dan pernah bertugas di Papua,” kata Samuel di rumah duka di Muarojambi, Selasa (12/7/2022).
3. Menembak dari dekat
Bharada E menyampaikan pula kepada LPSK bahwa dirinya menembak Brigadir J dari jarak dekat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR