Sejarah Pertempuran Lengkong: Kisah Heroik Taruna Akademi Militer Tangerang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Pertempuran Lengkong menjadi salah satu peristiwa yang terjadi pada 25 Januari 1946.
Ilustrasi - Pertempuran Lengkong menjadi salah satu peristiwa yang terjadi pada 25 Januari 1946.

Intisari-online.com -25 Januari 1946, sebuah tanggal yang terukir dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di Desa Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, terjadi pertempuran sengit antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Jepang.

Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Lengkong, dan menjadi salah satu peristiwa heroik para taruna Akademi Militer Tangerang.

Pertempuran Lengkong dilatarbelakangi oleh situasi politik yang memanas di Indonesia pasca kemerdekaan. Belanda, yang berambisi kembali menjajah Indonesia, membonceng pasukan Sekutu untuk melucuti senjata Jepang.

Ketegangan semakin memuncak ketika pasukan Sekutu mulai menunjukkan sikap pro-Belanda, dan memicu berbagai aksi perlawanan dari rakyat Indonesia.

Misi Pelucutan Senjata

Di tengah situasi genting tersebut, Resimen IV Tangerang, yang di bawah komando Mayor Daan Mogot, mendapat tugas untuk melucuti senjata pasukan Jepang di Desa Lengkong.

Desa Lengkong diketahui menjadi markas pasukan Jepang yang cukup besar, dan memiliki banyak senjata dan amunisi.

Pada tanggal 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin pasukan TKR, yang terdiri dari 3 perwira, 2 pleton taruna dari Akademi Militer Tangerang, dan 4 mantan tentara Inggris, untuk bergerak menuju Lengkong.

Misi ini penuh dengan risiko, karena pasukan Jepang dikenal sangat kuat dan tidak segan-segan untuk melawan.

Sesampainya di Lengkong, pasukan TKR langsung melancarkan serangan mendadak. Pasukan Jepang yang tidak menduga serangan ini, sempat kocar-kacir. Namun, mereka kemudian berhasil regroup dan melawan balik dengan sengit.

Pertempuran berlangsung dengan brutal, dan kedua belah pihak sama-sama menunjukkan keberanian dan kegigihan.

Baca Juga: Sejarah Benteng Vredeburg: Menelusuri Jejak Kolonial di Yogyakarta

Kegigihan dan Pengorbanan

Meskipun kalah dalam jumlah dan persenjataan, pasukan TKR tidak gentar. Mereka bertempur dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Mayor Daan Mogot, dengan kepemimpinannya yang luar biasa, terus menyemangati para taruna untuk terus berjuang.

Namun, takdir berkata lain. Dalam pertempuran yang heroik ini, Mayor Daan Mogot gugur bersama 36 taruna lainnya.

Kegigihan dan pengorbanan mereka menjadi bukti nyata semangat juang para pahlawan kemerdekaan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Lengkong menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia tidak akan tunduk pada penjajahan kembali.

Pengorbanan para pahlawan di Lengkong menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus menjaga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Hingga saat ini, Pertempuran Lengkong masih dikenang sebagai peristiwa heroik yang patut dihormati. Setiap tahun, pada tanggal 25 Januari, diperingati sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer, untuk mengenang jasa para taruna yang gugur dalam pertempuran ini.

Di Desa Lengkong, didirikan sebuah monumen untuk mengenang para pahlawan yang gugur.

Monumen ini menjadi simbol keberanian dan pengorbanan para taruna dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Kisah Pertempuran Lengkong akan selalu menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Kegigihan dan pengorbanan para pahlawan di Lengkong akan terus menginspirasi generasi penerus untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Artikel Terkait