Dengan kekuatan barunya dan dendam lama, dia mengumpulkan pasukannya dan menyerbu untuk mencoba merebut kembali Thailand untuk selamanya.
Sepuluh ribu tentara berbaris di Thailand.
Namun, pertempuran berikutnya tidak berjalan dengan baik untuk Naresuan. Orang Thailand itu tertekan dan kalah cepat.
Mereka kalah dalam persenjataan, kewalahan oleh jumlah orang Burma.
Tampaknya Burma akhirnya akan memenangkan kembali Thailand dan negara itu, sekali lagi, akan berada di bawah kekuasaan kerajaan asing.
Tetapi Naresuan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Tepat ketika semua harapan hilang, dia menyerbu dengan bertempur di belakang seekor gajah jantan yang mengamuk.
Raja Burma yang baru juga menunggangi seekor gajah, dan keduanya tidak akan menyerah.
Kedua gajah itu bentrok dalam kebingungan belalai dan gading mereka, dan kemudian keudanya melompat ke kepala binatangn itu dan menghunus pedang mereka.
Beberapa menit kemudian, kedua pasukan menghentikan pertempmuran mereka untuk menonton kepala pasukan mereka yang sedang berperang.
Kedua raja itu turun dari atas kepala gajah mereka, tinggal satu langkah saja, berarti kematian, oleh pedang lawan atau diinjak-injak.
Setelah beberapa menit bolak-balik, Naresuan mendaratkan pukulan telak terakhir.
Dia memotong raja Burma menjadi dua, memotong bagian kanan tubuhnya dari bahu dan kaki kirinya.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan, tentara Burma sangat ketakutan sehingga mereka berbalik dan mundur.
Setelah bertahun-tahun perang, dalam satu pertempuran gajah yang menentukan, Thailand akhirnya merdeka.
Pedang dan helm Naresuan masih ada sampai sekarang, lalu dia membangun pagoda di lokasi pertempuran gajah untuk memperingati kemenangannya.
Naresuan melanjutkan untuk menaklukkan Kamboja, menyatukan kembali Thailand, dan menginvasi Burma dengan baik dan mengambil beberapa kota dari mereka.
Sayangnya, dia meninggal karena sepsis pada usia 50 tahun pada tahun 1605.
Raja Naresuan kemudian diabadikan sebagai pahlawan nasional Thailand, dan setiap bulan Januari, merayakan hari libur nasional, Hari Duel Gajah, untuk menghormatinya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR