Dadang mengatakan, mungkin saja kecurangan tersebut bersifat kecil dan tidak memiliki pengaruh begitu besar terhadap program yang dijalankan Kemensos.
“Kalau terjadi kecurangan seperti ini (penimbunan di Depok), enggak begitu besar kalau kita lihat, dan ini muncul di belakang hari,” jelas Dadang.
Karuan saja jawaban Dadang langsung diluruskan Risma di depan awak media.
“Maaf Pak Irjen, enggak bisa begitu, enggak bisa begitu,” kata Risma.
Risma mengatakan, seharusnya Dadang tidak menjawab mekanisme pengawasan yang dijalankan dari tingkat pusat hingga daerah.
Menurut Risma, Dadang seharusnya menjelaskan bukti apakah proses administrasi terkait pengawasan tersebut sudah berjalan dengan baik.
“Yang perlu dijawab Pak Irjenn (Dadang) adalah saat kemudian penggantian proses administrasinya gimana, itu yang harus dijawab. Nah, itulah yang disebut pengawasan. Tapi, kemudian ada case (kasus penimbunan) ini,” lata Risma.
Risma mengatakan, bila proses pergantian administrsi benar-benar diawasi, maka kemungkinan peristiwa penimbunan tersebut tidak terjadi.
“Kalau saat itu proses penggantian (paket bansos) clear (bisa tuntas), (bukti) administrasinya bisa jawab, gitu Pak Irjen, sorry,” kata Risma lagi.
Sebelumnya ditayangkan video yang telah beredar luas melalui unggahan akun Instagram, @infodepok_id, yang memperlihatkan bansos presiden yang dikubur di lahan kosong di Jalan Tugu Raya Kampung Serab, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.
Dari video yang kemudian viral itu, sejumlah instansi langsung bergerak, dan Pemerintah membentuk tim untuk menginvestigasi.
Demikian pula, Polri menyelidiki adanya dugaan tindak pidana.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR