Biografi Chairil Anwar, Penyair Berjuluk 'Si Binatang Jalang' yang Lahirkan Banyak Karya Sastra Terkenal

Khaerunisa

Editor

Biografi Chairil Anwar, penyair terkemuka Indonesia berjuluk 'Si Binatang Jalang'.
Biografi Chairil Anwar, penyair terkemuka Indonesia berjuluk 'Si Binatang Jalang'.

Intisari-Online.com - Inilah biografi singkat Chairil Anwar, penyair berjuluk 'Si Binatang Jalang' yang lahirkan banyak karya sastra terkenal.

Sebanyak 96 karya sastra diciptakan Chairil Anwar selama hidupnya, di antaranya termasuk 70 puisi.

Puisi-puisinya begitu terkenal, abadi dibaca dan didengarkan dari generasi ke generasi.

Sebut saja puisi berjudul 'Aku', yang mana puisi ini membuat Chairil Anwar mendapatkan julukan 'Si Binatang Jalang'.

Karya puisi Chairil Anwar lainnya yang tak kalah terkenal misalnya Doa, Sia-sia, Karawang-Bekasi, Derai-derai Cemara, Cintaku Jauh di Pulau, dan lainnya.

Puisi karyanya tentu tak asing di telinga kebanyakan orang Indonesia.

Puisi Chairil Anwar seolah wajib dipelajari di bangku sekolah ketika membahas tentang sastra Indonesia.

Dikenal sebagai penyair terkemuka Indonesia, berikut ini biografi singkat Chairil Anwar.

Baca Juga: Puisi Doa Karya Chairil Anwar,Ditulis 79 Tahun Lalu, Maknanya Mendalam!

Baca Juga: Puisi Karya Chairil Anwar, tentang Cinta hingga Perjuangan Membela Tanah Air

Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatra Utara, pada tanggal 26 Juli 1922.

Ia merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat.

Selain itu, ia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, yaitu keponakannya.

Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah dasar untuk kaum pribumi.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Ketika usianya menginjak 18 tahun, Chairil tidak lagi bersekolah. Ia mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad untuk menjadi seniman.

Chairil Anwar mulai lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia (Jakarta), setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya.

Baca Juga: Raksasa Pertama di Dunia: Firaun Sa-Nakht Punya Tingginya di Atas Rata-rata Masyarakat Mesir Kuno

Baca Juga: Inilah Lima Kaisar Romawi Terburuk, Mulai dari Caligula Hingga Maximinus, Kerahkan Pasukannya Menjarah Besar-besaran Terhadap Penduduknya, Hidupnya pun Berakhir di Ujung Senjata Pasukannya Sendiri

Pada tahun 1942, karya sastra pertamanya bertajuk 'Nisan' ditulisnya, karya ini terinspirasi dari kematian sang nenek.

Namun, perjalannanya menjadi penyair tak mudah dilaluinya.

Pada tahun 1943, Chairil Anwar mulai mengirimkan puisi-puisi ciptaannya ke majalah Pandji Pustaka untuk dimuat.

Puisi-puisinya terkadang masih menerima penolakan karena dianggap terlalu individualistis. Salah satunya adalah puisi bertajuk Aku.

Akibatnya, puisi-puisinya pun beredar di atas kertas murah dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.

Selama periode ini, Chairil banyak bertukar bergaul dan bertukar ide dengan penulis-penulis lain.

Ia kemudian menjadi pemimpin di antara mereka dan mendirikan majalah Gema Gelanggang.

Chairil Anwar juga dikenal sebagai pelopor Angkatan 45 karena dinilai telah berjasa dalam melakukan pembaharuan puisi Indonesia.

Baca Juga: Dihebohkan dengan Kasus Pembunuhan Misterius Brigadir Yosua, Warga Indonesia Tak Sadar KKB Papua Masih Beraksi dengan Beringas, Bantai 10 Warga Papua di Nduga, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Jadi Buronan Seantero Negeri Karena Dianggap Tak Becus Pimpin Negara Hingga Sebabkan Kebangrutan Sri Lanka, Kenapa Presiden Sri Lanka Pilih Kabur ke Singapura ?

Pada tanggal 28 April 1949, Chairil Anwar meninggal dunia di usia yang terbilang muda, 27 tahun.

Ia meninggal dunia setelah lama menderita penyakit paru-paru, kemudian penyakit usus.

Sebelum meninggal, ia dirawat di RSCM karena penyakit tifus ejak tanggal 22 April 1949 hingga 28 April 1949.

Jenazahnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Berikut ini sajak lengkap Puisi Aku, salah satu puisi terkenal karya Chairil Anwar yang juga membuatnya dijuluki 'Si Binatang Jalang':

Aku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Ingin ulasan lengkap tentang Chairil Anwar dan hal-hal yang tak pernah diketahui sebelumnya? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia.

Artikel Terkait