Sementara pengamat budaya Baduy, Uday Suhada mengatakan, ada versi lain yang juga diyakini oleh masyarakat Baduy terkait asal-usulnya.
Dalam kepercayaan Suku Baduy, mereka meyakini nenek moyang warga Baduy sudah ribuan tahun tinggal di wilayah Kaolotan secara turun-temurun.
Adapun mereka meyakini keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi.
Asal-usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama.
"Mereka percaya jika Nabi Adam turun di wilayahnya," kata Uday.
Tak hanya asal-usulnya yang memiliki banyak versi, penamaan 'Baduy' sendiri memiliki beragam cerita.
Dalam budaya populer, kata Baduy dikisahkan pertama kali muncul oleh penjajah Belanda yang menganggap warga Baduy mirip dengan orang Badui dari Timur Tengah.
Kekinian nama Badui kemudian berubah menjadi Baduy.
"Memang saat penjajahan Belanda, orang Kanekes sudah bepergian ke Batavia (Jakarta) untuk berjualan madu dengan jalan kaki tanpa alas kaki, sehingga dianggap mirip orang Badui di Timur Tengah," kata Uday.
Ada juga yang mengatakan kalau Baduy berasal dari kata Baduyut karena pemukiman tempat mereka tinggal banyak tumbuh Pohon Baduyut, sejenis pohon beringin.
Dalam dongeng yang muncul di kalangan masyarakat Banten sendiri, nama Baduy dipercaya berasal dari sungai yang mengalir di sana bernama Cibaduy.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR