Intisari-Online.com - Pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa harga tiket Candi Borobudur naik.
Tak tanggung-tanggung, harga tiket Candi Borobudur naik puluhan kali lipat.
Dilansir dari kompas.com pada Minggu (5/6/2022), harga tiket Candi Borobudur untuk turis lokal menjadi Rp750.000.
Sementara untuk turis mancanegara, harga tiketnya menjadi 100 dollar AS (Rp1.443.000 dengan kurs Rp14.400).
Bandingkan dengan harga tiketnya kini yang hanya Rp50.000 untuk turis lokal dengan usia di atas 10 tahun atau Rp25.000 untuk anak usia 3-10 tahun.
Sementara untuk turis mancanegara dewasa membayar sebesar Rp350.000 dan Rp210.000 untuk turis asing anak-anak.
Kenaikan harga tiket Candi Borobudur ini langsung disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Luhut, ini semua untuk melestarikan kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Ditambah pemerintah Indonesia juga akan membatasi kuata wisatawan di Candi Borobudur yang hanya 1.200 orang per hari.
Sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal di mancanegara, Candi Borobudur adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia.
Ya, Candi Borobudur merupakan ikon Indonesia, khususnya agama Buddha.
Setiap hal yang ada di bangunan ini penuh dengan perhitungan. Termasuk perhitungan pembangunannya.
Berikut penjelasannya dalam seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1993.
--
Candi Borobudur berada di atas sebuah bukit kecil antara Kali Elo dan Progo. D mana di sebelah timurnya menjulang Gunung Merapi dan Merbabu.
Lebar Candi Borobudur sekitar 123 meter. Sementara batu-batu yang disusun untuk membentuknya diperkirakan 55.00 m3.
Ini bukanlah batu biasa. Melainkan batu-batu berjeni andesit (batu kali) yang diambil dari sungai di sekitarnya.
Candi Borobudur berundak-undak 10 tingkat.
Di mana 10 tingkat inim diduga melambangkan 10 raja wangsa Syailendra, si pendiri Borobudur.
Total Candi Borobudur memiliki 504 arca Buddha, 72 buah di dalam stupa berterawang, dan 432 dalam relung terbuka.
Ada juga 5 arca di pagar langkan dan 4 arca Buddha di lorong dengan tinggi rata-rata patung tadi mencapai 150 cm.
Monumen Buddha terbesar di dunia ini terbagi atas 3 bagian tiruan alam semesta.
Yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.
Untuk kamadhatu, bagian kakinya tersusun atas 13.000 m3 batu dengan 160 relief terpendam.
Sementara rupadhatu di bagian tengah candi terdapat 4 lorong dengan 1.300 relief pada panel berukir.
Kalau dijajarkan panjangnya kurang lebih 2,5 km.
Lalu bagian atas, arupadhatu yang mempunyai stupa induk raksasa yang polos-padat berdiameter 9,90 m dan tinggi 7 m.
Lalu pada 3 tingkat di bawahnya terdapat 72 stupa berterawang dengan memiliki lubang berbentuk belah ketupat dan bujur sangkar, yang masing-masing tingkat memiliki 16, 24, dan 32 stupa.
Menariknya, angka-angka itu dapat dibagi 8, angka yang di mana melambangkan jumlah mata angin di alam semesta.
Sementara diameter stupanya memiliki selisih tetap 10 cm, yakni 1,70, 1,80, dan 1,90 m.
Jumlah stupa yang ada tadi, termasuk stupa induk ada 73. Angka ini bila diuraikan dan dijumlahkan akan menjadi angka 10.
Lalu angka terakhir ini kalau dipecah dan dijumlahkan kembali akan menghasilkan angka 1.
Dalam ilmu numerologi Jawa, angka 1 melambangkan ingkang sawiji, sang Adi Buddha.
Atau yang sekarang lebih terkenal dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Source | : | Kompas.com,Majalah Intisari |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR